Network
LENSA BANYUMAS - Tak seperti perayaan Paskah di tahun-tahun sebelumnya, kali ini hari besar keagamaan Umat Kristiani mendapatkan perhatian lebih dari aparat keamanan. Itu sebabnya tak lain karena dibutuhkan antisipasi terhadap ancaman teroris menyusul peledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makasar dan penyerangan teroris di Mabes Polri.
Karena ini, aparat sigap dengan memback up penuh pengamanan kegiatan Paskah tahun ini. Tak hanya kepolisian tetapi unsur pengamanan lain seperti TNI, Satpol PP pun dilibatkan untuk memperkuat pengamanan sehingga umat Kristiani dapat menjalankan i badanya tanpa gangguan keamanan.
Di Cilacap, setidaknya ada 200 gereja yang mendapat kawalan penuh dari aparat keamanan gabungan. Dari gereja besar dengan jemaat banyak hingga gereja yang terletak di daerah terpencil wilayah ini, semua mendapatkan bantuan pengamanan.
Baca Juga: Bambang Soesatyo: Pelaku Serangan Mabes Polri Bukan Anggota Perbakin
“Ada ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan teroris yang perlu kita antisipasi. Peledakan bom di depan Gereja Katredal Kota Makasar dan penyerangan di Pos Penjagaan Mabes Polri oleh seseorang yang diduga teroris," Kapolres Cilacap saat memimpin apel, Jum'at, 2 April 2021.
Dikatakan, aktifitas masyarakat juga mengalami peningkatan terkait libur panjang, disamping potensi konflik dalam kehidupan masyarakat terkait perayaan Paskah Tahun 2021”, jelas Leganek Mawardi.
Karenanya dikerahkan sebanyak 1.200 personil untuk memback up 200 gereja di wilayah hukumnya.
"Dengan pengamanan ketat ini masyarakat khususnya perayaan Paskah dapat berjalan lancar, tentu saja tanpa pelanggaran protokol kesehatan. Kita menggelar pengamanan terpadu," tutur Kapolres dalam apel di Lapangan Sarja Arya Racana Polres Cilacap.
Pihaknya mengedepankan kegiatan preemtif dan preventif, serta penegakan hukum secara tegas, professional, dan humanis.
"Saya berpesan kepada anggota yang melaksanakan kegiatan agar selalu waspada dalam mencegah aksi teror dan kejahatan konvensional yang meresahkan di tempat ibadah, keramaian masa maupun tempat umum lainnya," tuturnya.
Berikutnya, agar melakukan pendekatan elemen masyarakat guna mencegah terjadinya aksi intimidasi dari kelompok tertentu maupun ormas, apabila terjadi lakukan tindakan tegas yang professional.***
