LENSA BANYUMAS - Tekad Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mempertahankan komitmen yang disepakati dalam kerjasama Indonesia -European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership (IE-CEPA) cukup kuat.
Bahkan akhirnya sejalan dengan refrendum Swiss yang dilaksanakan pada 7 Maret 2021. Sebanyak 51,16 persen penduduk Swiss sepakat mendukung kerjasama ini.
Dirjen Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Eko S.A Cahyanto menjelaskan, skema perjanjian perdagangan IE-CEPA dinilai berpeluang meningkatkan akses pasar.
Baca Juga: Mendag Muhammad Lutri Inginkan Rusia Turunkan Pajak Produk CPO Indonesia
Khususnya bagi produk industri Indonesia, termasuk didalamnya produk sawit dan turunannya.
Menurut dia, pada dasarnya, Swiss tidak perlu khawatir terkait isu keberlangsungan produk sawit Indonesia dan turunannya. Mengingat telah diterapkannnya Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
"Ada Perpres Nomor 44 tahun 2020 tentang Sistem Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia. Jadi Swiss tidak perlu khawatir," kata Eko Cahyanto dikutip dari twitter @Kemenperin_RI, Rabu, 10 Maret 2021.
Dikatakan, Kemenperin mendukung pemberlakuan sistem sertifikasi ISPO sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing produk sawit Indonesia dan turunannya di pasar ekspor, karena tren konsumen ke depan akan semakin concern pada aspek kelanjutan.
Secara otomatis sertifikasi ISPO ini menjamin produk lestari yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan dan mampu telusur asal muasalnya.