Tradisi Lebaran Idul Fitri di Kampung yang Hilang Akibat Pandemi, Nomor 4 Dilarang Keras

- 11 Mei 2021, 17:01 WIB
ucapan Idul Fitri 1442 H dalam Bahasa Jowo Kromo Inggil
ucapan Idul Fitri 1442 H dalam Bahasa Jowo Kromo Inggil /Pixabay/Ermind Alita /Pixabay/Ermind Alita

LENSA BANYUMAS – Pandemi Covid 19 berdampak luas terhadap hampir semua sendi kehidupan bahkan hingga tradisi lebaran pun tak bisa dilaksanakan malah mungkin hilang.

Terutama tradisi lebaran di kampung yang sampai saat ini sebenarnya masih sangat kental.

Akibat pandemi, praktis tak dapat dilaksanakan. Selain beberapa tradisi yang memang merupakan larangan pemerintah, tradisi lain tak bisa dilaksanakan karena ada proses penyadaran.

Baca Juga: Kasus Bansos 'Bunda Melon' Akan Disidangkan Usai Lebaran

Penyadaran untuk saling mengantisipasi dan mencegah adanya penularan Covid 19.

Berikut ini sejumlah tradisi lebaran idul Fitri di kampung yang hilang karena pandemi.

1. Sungkeman

Sungkeman memiliki makna yang mendalam untuk dilaksanakan, dan lebih dari sekedar saling  bersalaman.

Di kampung-kampung Pulau Jawa, sungkeman berarti cara untuk meminta maaf yang dilakukan oleh orang yang lebih muda terhadap orang tua, atau para orang tua dengan memprioritaskan kerabat.

Halaman:

Editor: Ady Purwadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x