Network
Lensa Banyumas — Maria Pauline Lumowa, tersangka kasus L/C fiktif Bank BNI 46 berhasil ditangkap berkat kerja sama Kepolisian, Kemenkumham dan Kemenlu serta Pemerintah Serbia, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis.
Baca Juga: Ada Titik Spot Baru di Jupiter, Apakah Tanda Kehidupan?
"Historikal sejak zaman Soekarno adanya komunikasi antara Serbia dengan Indonesia sebelum negara ini (Serbia) mengalami perpecahan," ujarnya.
Pemerintah Serbia bersedia bekerjasama dengan baik karena memiliki kedekatan historis sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno. Pihaknya bersyukur bahwa upaya mengirimkan red notice selama beberapa tahun terakhir akhirnya membuahkan hasil.
Baca Juga: Puluhan Sepeda Motor Terjaring Dalam Razia Balap Liar di Banyumas
Pauline Lumowa diekstradisi dari Serbia ke Indonesia pada Rabu (8/7), yang melibatkannya dalam kasus pembobolan kas bank BNI 46 cabang Kebayoran Baru lewat Letter of Credit (L/C) fiktif, dari 16 orang tersangka yang terlibat.
Dalam rentang waktu Oktober 2002 hingga Juli 2003, Bank BNI mengucurkan pinjaman senilai 136 juta dolar AS dan 56 juta Euro kepada PT Gramarindo Group yang dimiliki Maria Pauline Lumowa dan Adrian Waworuntu.
Baca Juga: Bella Hadid, Kenapa Aku Dilarang Menjadi Orang Palestina?
Aksi PT Gramarindo Group diduga mendapat bantuan dari 'orang dalam' karena BNI tetap menyetujui jaminan L/C dari Dubai Bank Kenya Ltd., Rosbank Switzerland, Middle East Bank Kenya Ltd., dan The Wall Street Banking Corp yang bukan merupakan bank korespondensi Bank BNI.
Pihak BNI yang curiga dengan transaksi keuangan PT Gramarindo Group, pada Juni 2003, mulai melakukan penyelidikan dan mendapati perusahaan tersebut tak pernah melakukan ekspor.
