Parlemen China: Reformasi Elektoral Hongkong Cegah Mayoritas Keditaktoran

- 6 Maret 2021, 19:36 WIB
Pelabuhan Victoria, Hongkong. / Pixabay / steven_yu /
Pelabuhan Victoria, Hongkong. / Pixabay / steven_yu / /

Lensa Banyumas - Parlemen China sedang mempertimbangkan rencana untuk merombak sistem pemilihan Hongkong untuk memastikan loyalis Beijing memegang kendali.

Anggota Badan Legislatif Hongkong dan China, Martin Liao menyebutkan proposal Beijing untuk reformasi elektoral Hong Kong dapat mencegah "Mayortias kediktatoran".

Dia juga menyebutkan orang-orang yang menginginkan satu orang satu suara "tidak dewasa secara politik".

“Banyak orang di Hong Kong yang secara politik tidak dewasa,” kata Martin Liao seperti dilansir Lensa Banyumas-Pikiran Rakyat.com dari Reuters, hari Sabtu 6 Maret 2021.

Baca Juga: Salah Tangani Kebijakan Virus Covid 19, Paraguay Dilanda Kerusuhan

Selain itu, perubahan sistem pemilihan di Hongkong dibutuhkan dan diinginkan.

“Mereka berpikir 'satu orang satu suara' adalah hal terbaik, dan mereka menerima saran dari negara-negara yang bahkan tidak memiliki 'satu orang satu suara," ungkapnya merujuk pada bagaimana baik Presiden AS maupun Perdana Menteri Inggris tidak dipilih dengan suara populer.

Namun Liao membantah, perubahan yang diusulkan, termasuk memperluas Komite Pemilihan kota dari 1.200 menjadi 1.500 orang, dan memperluas Dewan Legislatif kota dari 70 menjadi 90 kursi, akan membuat sistem pemilihan Hong Kong lebih "representatif", dan tidak terlalu rentan terhadap "mayoritas kediktatoran".

Namun para kritikus khawatir bahwa ekspansi tersebut berarti bahwa Beijing akan dapat menumpuk dua badan dengan anggota yang lebih pro-kemapanan, untuk mendapatkan keunggulan jumlah yang diperlukan untuk mempengaruhi keputusan penting seperti pemilihan Kepala Eksekutif kota.

Halaman:

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

x