Pulau Momongan, Destinasi Wisata Baru di Cilacap. Kenapa di sebut Pulau Momongan? Ini Sejarahnya

- 3 Februari 2022, 15:10 WIB
Pulau Momongan, destinas wisata baru di Kabupaten Cilacap. /
Pulau Momongan, destinas wisata baru di Kabupaten Cilacap. / /Budi Irawan/


LENSA BANYUMAS - Belum banyak orang tahu, Kabupaten Cilacap mempunyai Destinasi Wisata Baru yang menyuguhkan Pemandangan alam Indah.

Pulau Momongan namanya, destinasi wisata baru yang mengandung banyak cerita menarik didalamnya.

Dan mempunyai sejarah sendiri bagi masyarakat sekitar.

Pulau Momongan yang terletak di tengah aliran sungai Bodo Ijo, Kabupaten Cilacap itu penuh dengan tanaman mangrove.

Baca Juga: Dampingi Jokowi Resmikan Transportasi di Danau Toba, Sandiaga Uno: Ini Wujud Kebangkitan Ekonomi

Tadinya pulau tersebut masih perawan dan baru mulai digarap serius pada tahun 2020.

Sebagaimana di lansir dari situs resmi provinsi jawa tengah, jatengprov.go.id., pesona wisata alam di Pulau momongan sangat potensial.

Menurut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meski hanya pulau kecil, tapi kalau di desain bagus pasti akan cantik.

Ganjar berharap ke depannya pulau ini menjadi destinasi wisata baru di Jawa Tengah bahkan nasional dengan dibangun fasilitas pendukung seperti gardu pandang, jogging trak ataupun jembatan yang dibuat untuk akses mengelilingi pulau tersebut.

Kedepannya pulau ini akan digarap serius dengan menggandeng konsultan ataupun perguruan tinggi untuk mendesain pulau tersebut menjadi destinasi wisata yang menarik

Bisa juga nantinya digelar banyak even wisata seperti lomba dayung, jetski dan sebagainya yang nantinya bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke pulau tersebut.

Berikut hasil penelusuran Lensa Banyumas.Pikiran-Rakyat.com yang mencoba berkunjung ke pulau tersebut beberapa waktu lalu.

Bagi anda yang ingin berkunjung ke pulau tersebut, harus menggunakan perahu dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dari Tempat Pelelangan Ikan ( TPI ) Jetis.

Untuk tarif perahu sendiri sangat murah hanya 15 ribu rupiah per orang jika hanya ingin mengelilingi pulau ini dengan perahu.

Tapi bagi rombongan yang ingin singgah dan mengekspolari alam di pulai ini, bisa menyewa perahu dengan kapasitas 40 orang, serta nantinya bisa masuk ke pulau sepuasnya. 

Selama perjalanan 15 menit itu, kita akan disuguhkan pemandangan alam yang indah berupa perbukitan batu cars dengan hamparan tanaman mangrove.

Sesampainya di dermaga Pulau Momongan, kita akan disambut ramah oleh petugas yang berjaga di dermaga pantai mungil ini.

Dermaga yang ikonik ini bisa dijadikan spot foto sendiri ataupun dengan keluarga besar, karena area dermaga yang cukup luas dan bisa menampung puluhan orang yang mau mengabadikan momen indahnya di pintu masuk Pulau Momongan tersebut.


Untuk menikmati Pulau Momongan sendiri belum di tarik tiket masuk, namun pengunjung hanya mengisi kotak seikhlasnya.

Hal ini karena Pulau Momongan masih dalam proses pembangunan.

“Selamat datang bapak bapak dan ibu ibu di pulau momongan. Untuk masuk ke pulau ini, belum dikenai tiket masuk tapi hanya mengisi kotak seikhlasnya,"ucap Solihun, petugas yang berjaga di pintu masuk pulau tersebut.

“Karena masih dalam tahap pembangunan dan penataan pulau ini belum dikenakan tarif. Nantinya setelah pembangunan selesai dan sudah tertata akan digenakan tiket masuk. Pembangunan dimulai tahun 2020 oleh pemerintah desa Jetis, nantinya di tahun 2024 katanya akan langsung dikelola oleh Pusat , mas,“ ujar Solihun menjelaskan. 

Sesampainya di dermaga, pengunjung bisa langsung menikmati pemandangan alam indah bukit cars yang berada di sebelah pulau.

Selain itu kita juga bisa menelusuri pulau ini, melalui jembatan ataupun jogging trek yang sudah tersedia.

Dibawah jembatan yang dibuat untuk menelusuri pulau ini, kita disuguhi tanaman mangrove.

“Jembatan ini belum sepenuhnya selesai mas, nantinya klo sudah 100 persen selesai akan bisa digunakan untuk mengelilingi semua sisi pulau,” terang Solihun. 

Informasi yang di dapat dari Solihun, sejarah dan awal mula pulau yang masih perawan ini dinamai Pulau Momongan dikarenakan dahulu banyak masyarakat sekitar yang mencari kayu di pulau ini sambil menggendong anak.

“Dinamain Momongan karena dulu banyak masyarakat yang mencari kayu bakar sambil menggendong anak. Selain itu, ada mitos yang dipercaya masyarakat bahwa siapapun yang berdoa meminta momongan di pulau itu, pasti akan terkabul,” jawab Solihun ketika ditanya tentang sejarah pulau ini.

Di saat penelusuran, Lensa Banyumas berhasil mendapat kan komentar tentang pulau ini dari salah satu pengunjung.

“Dikatakan pulau, seh sebenarnya bukan pulau. Karena tempatnya bukan di tengah laut. Ya bisa dikatakan pulau kecil lah yang ada di tengah muara sungai dengan hamparan tanaman mangrove. Tapi suguhan pemandangan perbukitan batu khas di sebelah pulau ini sangat mengesankan “ ujar Dadang, yang mengawal rombongan besar Bani Soedjono dari Purwokerto.

“Walaupun fasilitas belum banyak , hanya ada jembatan itupun paling sekitar 50 meteran yang belum utuh menyambung dan ada beberapa gazebo yang bisa digunakan untuk selfie selfie tapi cukup puas mas berada di pulau in, apalagi datang di pagi hari suasana sejuk dan berasa pulau ini milik sendiri karena belum banyak pengunjung,” imbuh Dadang.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Lensa Banyumas jatengprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x