Kasus Corona Naik, Harga Emas Pagi Ini Jumat 10 Juli 2020 l Anjlok

10 Juli 2020, 07:36 WIB
Fine gold / pixabay /

 

Lensa Banyumas - Setelah tiga hari naik berturut-turut, harga emas yang ditutup Kamis atau pagi ini Jumat Waktu Indonesia Barat, 10 Juli 2020 anjlok drastis.

Hal ini karena beberapa faktor. Pertama karena aksi ambil Untung yang dilakukan para pemilik emas setelah tiga hari berturut-turut naik.

Faktor kedua karena para investor beberapa beralih memburu mata uang aman greenback menghadapi rekor kasus virus corona yang melanda Amerika Serikat.

Dari data yang ada, rekor tertinggi dalam hampir sembilan tahun, sehari lalu Kamis, 9 Juli 2020 emas berjangka menguat 10,7 dolar AS atau 0,59 persen, menjadi 1.820,60 dolar AS per ounce.

Baca Juga: Kapal Esa Windu Hilang di Laut Pangandaran beserta ketiga ABKnya

Sementara pagi ini, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun 16,8 dolar AS atau 0,92 persen, menjadi ditutup pada 1.803,80 dolar AS per ounce.

Selasa, 7 Juli 2020 emas berjangka juga terangkat 16,4 dolar AS atau 0,91 persen menjadi 1.809,90 dolar AS per ounce.

Angka ini setelah mengalami kenaikan 3,5 dolar AS atau 0,2 persen menjadi 1.793,50 dolar AS per ounce pada hari sebelumnya, Senin 6 Juli 2020.
Menyusul penurunan 2,70 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.787,30 dolar AS per ounce pada akhir pekan lalu.

Analis di ED&F Man Capital Markets, mengatakan harga emas telah melampaui penjualan (oberbought) saat mengalami kenaikan melampaui level 1.800 Dolar USD.

Sementara harga dolar juga beranjak naik setelah sebulan terakhir mengalami penurunan akibat jatuhnya saham Amerika Serikat akibat sentimen pasar yang berubah-ubah.

"Naiknya harga dolar membebani harga emas," dikutip dari Antara.

Baca Juga: Mulai 10 Juli, KAI Operasikan 10 KA dari Jakarta

Analis FXTM Lukman Otunuga mengatakan angka 1.800 pada emas merupakan perlawanan psikologis yang cukup kuat dan berbahaya. Bahkan menurutnya dapat memicu pelemahan kembali ke level 1.750 Dollar USD.

"Jika 1.800 dolar AS memang terbukti kuat, ini bisa membuka gerbang menuju 1.820 Dollar USD dan 1.828 Dollar USD," katanya.

Langkah Bank-bank sentral dunia yang telah memangkas suku bunga dalam beberapa bulan terakhir, menjadi stimulus bagi naiknya harga emas.

Emas masih dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. Dimungkinkan stimulus itu tidak akan berhenti dalam waktu dekat. ***

Editor: Agus Riyanto

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler