Kisah Mbah Sartinah Tinggal di Kuburan Hingga Harus Mengemis di Underpass Purwokerto

- 17 Februari 2021, 14:23 WIB
Mbah Sartinah saat diberi sesuatu oleh pengendara.LensaBanyumas
Mbah Sartinah saat diberi sesuatu oleh pengendara.LensaBanyumas /Budi Irawan/

Lensa Banyumas - Terlihat dari kejauhan, duduk seorang wanita renta dengan pakaian yang lusuh, dan wajah yang sudah mulai keriput, di bawah jembatan rel kereta api ( underpass Jenderal Soedirman Purwokerto ).

Mbah Sartinah ( 81 th ) namanya, menurut penuturannya kepada reporter lensa banyumas, saat diwawancara, mbah Sartinah tinggal di samping makam sekitaran pemakaman di Kelurahan Bantarsoka, Purwokerto.

Saat ditanya, Selasa, 17 Februari 2021 mengapa mengambil resiko mengemis di bawah jembatan rel kereta api atau underpass Jend. Soedirman Purwokerto, yang merupakan jalur dilarang berhenti untuk semua kendaraan, dan juga arus lalu lintas kendaran terbilang sangat ramai dan lajunya sangat kencang.

Beliau mulai menceritakan kisah hidupnya saat ditanya tentang keluarganya. Dari dulu mbah Sartinah ini memang tidak mempunyai tempat tinggal sendiri, terakhir tinggal di rumah tetangga yang sudah dianggap saudara.

Dikisahkan mbah Sartinah ini tidak mempunyai anak, suaminya sudah lama meninggal. Diusia nya yang sudah sangat sepuh itu. Dia mengeluh sering sakit2 an, masuk angin dan keluhan lainnya. Setelah beberapa lama tinggal di rumah tetangga, perasaan mba Tinah , sebutan namanya, Merasakan rasa tidak enak menjadi beban tetangga tersebut.

Akhirnya mbah Tinah memutuskan keluar dari rumah itu dan tinggal di area pemakaman kelurahan bantarsoka dengan tempat seadanya. Mbah Sartinah tinggal di area pemakaman bantarsoka itu seorang diri. Tepatnya di pintu masuk pemakaman, tuturnya.

Beliau benar benar sebatang kara, saudara saudaranya sudah pada meninggal dan selama ini kebutuhan hidupnya diperoleh dari bantuan dan belas kasihan tetangganya, bahkan mbah Sartinah juga mempunyai Kartu Indonesia Sehat, atas bantuan aparat desa ditempatnya,"tuturnya.

Ketika ditanya kenapa mengemis di bawah jembatan rel kereta, beliau menjawab dengan penuh emosional..” kulo niki mboten kepenak, saben dinten dados damel tetanggi terus, dados kulo kepengin usaha golet duit piyambak ( Saya tidak enak selama ini menjadikan repot tetangganya terus, jadi saya pengin usaha cari uang sendiri ),"katanya.

Mbah Sartinah menceritakan sebenarnya terpaksa mengemis dikarenakan sering sakit sakitan dan butuh uang untuk membeli obat, padahal sudah mempunyai kartu KIS, dan tidak tau cara menggunakannya. dan terkadang ada rasa keinginan makan makanan yang diinginkan tidak bisa karena tidak mempunyai uang.

Sebelumnya Mbah Tinah terkadang meminta minta ke tetangganya tapi lama ke lamaan mbah Sartinah merasa tidak enak, karena sudah sangat sering diberi makananan. Mbah Tinah , biasanya mulai pagi menjelang siang duduk dibawah jembatan rel. sampai menjelang sore. Dari kebiasaannya yang duduk dibawah underpass banyak menarik perhatian orang yang lewat di underpass tersebut.

Halaman:

Editor: Cokie Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

x