Bertemu Petani di Banyumas, Presiden Jokowi Janjikan Tambahan Anggaran Rp 14 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi

- 2 Januari 2024, 21:20 WIB
Presiden Jokowi saat berkunjung ke Banyumas dan berdialog dengan para petani dan penyuluh pertanian, Selasa (02/01/2023)
Presiden Jokowi saat berkunjung ke Banyumas dan berdialog dengan para petani dan penyuluh pertanian, Selasa (02/01/2023) /HUMAS PEMKAB

LENSA BANYUMAS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan untuk menambah anggaran pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun. Perintah ini disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para petani dan penyuluh se Jawa Tengah di Kabupaten Banyumas.

"Menteri Pertanian sudah mengajukan dan dari Kementerian Keuangan saya harapkan agar segera direalisasikan. Kita akan berusaha untuk yang 14 triliun ini segera diproses. Tadi saya tanya langsung ke Pak Direktur PIHC ada 1,7 juta ton stok pupuk, dan 1,2 juta ton yang bersubsidi. Dengan begitu kita harapkan agar yang namanya pupuk sudah tidak bermasalah lagi," ujar Presiden, Selasa, (02/01/2024).

Dengan penambahan ini, Presiden mengatakan bahwa produksi beras dapat dilakukan secara merata di seluruh Indonesia. Dia pun mengingatkan agar ke depan tidak ada lagi keluhan petani mengenai pupuk subsidi.

"Saya tidak ingin dengar itu tadi Menteri pertanian juga sudah menyampaikan belinya pupuk tidak usah memakai kartu tani boleh memakai KTP juga bisa, setuju. Target kita di Jawa Tengah ini produksi beras bisa kembali ke ranking dua lagi," katanya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Diagendakan Berkunjung ke UMP, Rektor : Jadi Momen Bersejarah

Meski demikian, Presiden mengakui persoalan pupuk merupakan persoalan semua negara karena bahan baku utamanya sempat terkendala akibat perang yang melibatkan dua negara Rusia dan Ukraina. Belum lagi dunia sempat menghadapi masalah virus yang memporak-porandakan perekonomian global.

"Saya itu kalau ke desa sejak tahun 2020 keluhannya selalu satu pupuk bersubsidi benar? Tapi supaya bapak ibu tahu ini semua ada ceritanya. Dunia ini pada posisi ekonominya tidak pasti ketidakpastian itu sehingga terjadi yang namanya krisis keuangan dunia sehingga terjadi yang namanya krisis pangan dunia sehingga terjadi krisis energi dunia karena covid semuanya bahkan dari 200 lebih negara, 96 negara sudah menjadi pasiennya IMF. artinya negara itu sakit," katanya.

Menurut Presiden, masalah virus covid 19 telah menyebabkan banyak negara jatuh karena ekonominya menjadi lemah dan keuangannya menjadi tidak baik. Bahkan hampir separuh negara di dunia kondisinya memperihatinkan.

"Alhamdulillah kita wajib bersyukur karena setelah covid ekonomi kita bisa bangkit kembali. ini yang patut kita syukuri jadi Februari 2020 dan ditambah di awal 2020 juga muncul yang namanya perang di Ukraina. Kita juga wajib bersyukur negara kita ini tentram damai tidak ada masalah. Saya bersyukur kita bisa makan beras. makanan pokoknya beras," katanya.

Halaman:

Editor: A Wahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x