Generasi Muda Dominasi Jeratan Utang Pinjol, Mengapa Demikian?

- 14 Maret 2024, 16:21 WIB
Ilustrasi: Generasi Muda Dominasi Jeratan Utang Pinjol, Mengapa Demikian?
Ilustrasi: Generasi Muda Dominasi Jeratan Utang Pinjol, Mengapa Demikian? /Ilustrasi/ play.google.com/

LENSA BANYUMAS- Dunia internasional saat ini menyoroti Indonesia setelah adanya laporan dengan judul 2024 State of Mobile yang dirilis perusahaan riset Data.ai pada Januari silam, dilansir dari VOA. Dalam laporan itu, mengungkap Indonesia yang paling banyak menggunakan aplikasi seluler.

Tidak hanya itu saja, jenis aplikasi seluler yang banyak diunduh di Indonesia untuk tahun 2023 merupakan aplikasi pinjaman pribadi atau aplikasi pinjaman online (pinjol). Tercatat, sebanyak 222 juta jumlah download. Jika dilihat dari angka tersebut, bersaing dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 278,8 juta jiwa.

Baca Juga: Jangan Salah Pilih! Ini Perbedaan Saham Obligasi dan Reksadana

Lebih lanjut, Data Statistik Fintech Lending OJK (Otoritas Jasa Keuangan) 2023, nasabah pinjol didominasi generasi muda dengan rentang usia 19 sampai dengan 34 tahun. Dengan kata lain, mereka masuk dalam generasi Z dan generasi milenial sebagai kelompok usia yang menerima kredit pinjol terbesar, yaitu 54,06 persen atau setara 27,1 triliun rupiah.

Direktur Celios (Ekonomi Digital Center of Economy and Law Studies), Nailul Huda, terkejut dengan hal ini. Menurutnya, penyebab utama dari fenomena ini adalah perilaku konsumtif yang tidak seimbang dengan peningkatan pendapatan yang signifikan. Terutama, dalam memenuhi kebutuhan yang bersifat leisure, misalnya jalan-jalan, menonton konser hingga membeli perangkat elektronik. Bahkan, Data OJK 2023 mencatat sebanyak 65 persen dari total kredit aplikasi pinjol digunakan bukan untuk mencukupi kebutuhan pokok.

Baca Juga: Tips Bijak Menggunakan Paylater, Jangan Sampai Kebablasan!

Huda juga menyebutkan penyebab lainnya adalah kemudahan dalam proses peminjaman. Cukup menggunakan akun platform digital dan KTP, bisa mendapatkan pinjaman, tanpa adanya pemeriksaan kemampuan bayar yang valid. "Pinjaman online tertentu hanya butuh satu jam untuk ACC. Dibandingkan dengan aplikasi kartu kredit yang memerlukan waktu sampai dua minggu," imbuhnya.

Kemudahan ini, menurut Huda sangat berbeda dengan perbankan yang mengandalkan data transaksi pembayaran. Sementara aplikasi pinjol menggunakan data-data alternatif sebagai indikator credit scoring, misalnya catatan google map, catatan transaksi e-commerse, dan catatan telekomunikasi.

"Credit scroing yang dilakukan perusahaan pinjaman online harus diperbaiki, Sebab, ini hal krusial untuk memperbaiki kualitas nasabah peminjamnya," ujarnya.

Halaman:

Editor: Cahyaningtias Purwa Andari

Sumber: VOA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x