Dalam seminggunya masyaraat bisa panen sebanyak 500 kilogram pala, jika dijual harganya sekitar Rp. 17 ribu per kilogram.
Buah pala dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan rempah masakan.
Namun yang dimanfaatkan oleh masyarakat, kata Tommy, hanya bagian inti (biji) buah saja, sementara daging buah pala dibuang dan bahkan menjadi limbah di sungai.
Dia menjelaskan potensi pala yang besar ini dimanfaatkan oleh WALHI Sumbar dan Y-WRI (Yayasan Women Research Institute) untuk mendorong kemandirian masyarakat khususnya kelompok perempuan untuk dapat memanfaatkan daging buah pala tersebut untuk diolah dan menjadi produk bernilai.
"Tidak hanya itu, pada tahun 2016, WALHI Sumbar dan Y-WRI mendorong pengelolaan hutan berbasis masyarakat," terang Tommy.
Upaya awal yang dilakukan adalah dengan membentuk kelompok perempuan yaitu Kelompok Bayang Bungo Indah.
Kelompok Bayang Bungo Indah merupakan kelompok tani perempuan yang berasal dari Nagari Kapujan.
Kelompok ini difokuskan dalam melakukan usaha pengolahan pala.