"Kebiasaan membuang daging buah pala sekarang sudah mulai ditinggalkan semenjak para anggota kelompok mendapatkan bimbingan melalui program Pengelolaan Hutan Untuk Kesejahteraan Perempuan (PHUKP) yang difasilitasi oleh WALHI dan WRI," sambung Tommy.
Sejak saat itu, kata Tommy, daging buah pala yang tadinya dibuang-buang, kemudian diolah menjadi sirup pala, minuman sari buah pala, dan selai pala.
Pendapatan anggota kelompok Bayang Bungo Indah pun meningkat.
"Tidak hanya itu, limbah yang berasal dari daging buah pala kini sudah tidak ada lagi," pungkasnya.
Sirup pala kini menjadi produk unggulan dan juga minuman khas dari Kapujan.
"Sirup pala juga punya beberapa manfaat untuk kesehatan lho, yaitu diantaranya, meningkatkan kesehatan otak karena buah pala mengandung senyawa myristicin dan macelignan," ucap Tommy.
Senyawa ini dapat mengurangi kerusakan sistem saraf dan fungsi kognitif yang umumnya dimiliki pasien demensia atau penyakit alzheimer.
Lalu, daging buah pala juga bermanfaat untuk mengatasi masalah pencernaan karena serat yang terdapat pada buah pala dapat merangsang proses pencernaan dengan mendorong gerakan peristaltik pada otot polos usus.
Dan tentunya dapat menghangatkan badan.
"WALHI Sumbar dan Y-WRI juga melakukan pelatihan cara pengemasan dan memasarkan produk pala," imbuhnya.