Sementara harga dolar juga beranjak naik setelah sebulan terakhir mengalami penurunan akibat jatuhnya saham Amerika Serikat akibat sentimen pasar yang berubah-ubah.
"Naiknya harga dolar membebani harga emas," dikutip dari Antara.
Baca Juga: Mulai 10 Juli, KAI Operasikan 10 KA dari Jakarta
Analis FXTM Lukman Otunuga mengatakan angka 1.800 pada emas merupakan perlawanan psikologis yang cukup kuat dan berbahaya. Bahkan menurutnya dapat memicu pelemahan kembali ke level 1.750 Dollar USD.
"Jika 1.800 dolar AS memang terbukti kuat, ini bisa membuka gerbang menuju 1.820 Dollar USD dan 1.828 Dollar USD," katanya.
Langkah Bank-bank sentral dunia yang telah memangkas suku bunga dalam beberapa bulan terakhir, menjadi stimulus bagi naiknya harga emas.
Emas masih dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. Dimungkinkan stimulus itu tidak akan berhenti dalam waktu dekat. ***