Mengenal Burung Cekakak Jawa yang Hampir Punah

10 Mei 2021, 18:26 WIB
Burung Cekakak Jawa. / wanswara.com /

LENSA BANYUMAS - Burung cekakak Jawa atau javan kingfisher merupakan salah satu spesies burung dalam famili Halcyonidae.

Burung tersebut endemik Indonesia khususnya Pulau Jawa dan Bali. Habitat asli burung ini adalah hutan bakau subtropis maupun tropis. 

Cekakak Jawa atau kingfisher Jawa (Halcyon cyanoventris) memangsa serangga, ikan, udang dan katak yang memiliki habitat di lahan terbuka di hutan dan lahan pertanian, terutama di dekat air bersih kemudian sering mengunjungi sawah, kolam ikan, payau pengeringan, padang rumput, semak dan lainnya, serta tinggal di ketinggian 1.000 meter. 

Cekakak Jawa memiliki ukuran sedang hingga 25-30 cm dan bulu mereka didominasi warna gelap.

Baca Juga: Orang Yang Suka Bicara Sama Hewan Peliharaan, Tingkat Kecerdasannya Sangat Tinggi?

Burung dewasa memiliki kepala berwarna coklat gelap, tenggorokan dan kerah pun memiliki warna yang sama kemudian untuk perut berwarna biru keunguan dan sayap campuran warna hitam dan biru cerah. 

Iris mata burung ini berwarna coklat gelap hingga hitam dengan lingkaran mata berwarna putih serta memiliki paruh besar dan lebar yang berwarna merah.

Memiliki kaki berwarna merah. Saat mereka terbang akan terlihat bercak putih besar di sayap mereka.

Saat burung cekakak jawa beranjak remaja dapat dilihat dari tenggorokan yang berwarna putih

Burung tersebut akan berburu di padang rumput terbuka dan jarang berburu di area sungai maupun laut.

Mangsa utama burung ini adalah serangga dan hewan kecil seperti larva kumbang air, ikan, udang dan katak.

Kita akan sering menjumpai burung cekakak jawa bertengger di cabang pohon yang cukup rendah dan sepi dari penghuni satwa lainnya.

Burung ini dikenal memiliki suara yang cukup unik dan khas, walaupun sebagian besar dari mereka tidak banyak mengeluarkan bunyi ataupun suara. 

Kingfisher Jawa akan menemui musim kawin pada bulan Maret dan September. Burung cekakak jawa betina dapat menghasilkan tiga sampai empat telur yang berwarna putih.

Kemudian telur-telur tersebut akan ditempatkan di sarang yang biasanya saluran atau terowongan di tanah, tepi sungai terbuka merupakan tempat yang dipilih untuk tempat tinggal telur mereka dan juga terkena pancaran sinar matahari.

Burung Cekakak pernah masuk dalam daftar burung yang dilindungi oleh pemerintah.

Awalnya informasi yang ada mengatakan semua keluarga kingfisher dilindungi pada peraturan pemerintah nomor 7 tahun 1999, tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Tetapi terjadi perubahan, yaitu pengurungan jenis kingfisher yang dilindungi dari 46 jenis menjadi 17 jenis saja yang dilindungi pemerintah. 

Ada beberapa faktor hal ini dapat terjadi, yang pertama adalah banyaknya jumlah burung cekakak jawa di alam liar dengan kata lain sangat melimpah.

Kemudian terdapat fakta bahwa burung ini masuk daftar  IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) hanya masuk ke dalam status least concern.

Ini mengartikan bahwa populasi burung ini tidak sedang dalam penurunan yang drastis. 

Faktanya, belum ada penelitian yang memiliki informasi dan data yang akurat mengenai burung cekakak jawa, sehingga cukup sulit untuk masuk dalam daftar fauna yang dilindungi oleh pemerintah.

Sampai saat ini, akurat atau tidaknya status endemik burung ini masih sering dipertanyakan dan diragukan.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: wanaswara.com

Tags

Terkini

Terpopuler