Gadis Sunda Dilarang Menikahi Lelaki Jawa? Ridwan Kamil: Itu Hanya Mitos

8 Desember 2021, 13:42 WIB
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat berkeliling Bandung 7 Desember 2021 lalu disopiri Ridwan Kamil. /Pikiran Rakyat/

LENSA BANYUMAS - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan adanya kepercayaan yang menyebut bahwa gadis Sunda dilarang menikahi lelaki Jawa hanyalah mitos belaka.

Mitos yang katanya dibuat untuk menafsirkan peristiwa sejarah Perang Bubat dan memiliki multitafsir.

"Itu hanya mitos yang diproduksi dalam menafsirkan peristiwa bersejarah Perang Bubat yang sudah jauh lewat dan memiliki multitafsir sejarah," cuit Kang Emil sapaan akrabnya, dalam akun twitter pribadinya, Rabu, 8 Desember 2021.

Baca Juga: Kiat Sukses Ala Ridwan Kamil: Caranya Mudah dan Bergaulah dengan Orang-Orang ini

Mitos itu selanjutnya ia tepis dengan cerita soal hubungan kerjasama bahkan kesepakatan yang sudah dibangun dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Kesepakatan berupa upaya untuk terus membangun narasi persatuan dan perdamaian.

"Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X bersepakat dengan kami di Pemprov Jawa Barat untuk terus membangun narasi persatuan dan perdamaian di tengah bisingnya ruang informasi bangsa ini dengan banyaknya tontonan pertengkaran di level elit dan akar rumput," kata Ridwan Kamil.

Ia menandaskan, bahkan dirinya dengan Sultan sering saling kunjung mengunjungi dan saling muhibah kesenian dan kebudayaan.

"Kami saling kunjung mengunjungi. Kami datang ke Jogja minggu lalu dan Sri Sultan datang ke Bandung minggu ini. Kami saling muhibah kesenian dan kebudayaan," ceritanya.

Termasuk ketika dirinya menjadi sopir Gubernur DIY belum lama ini menggunakan mobil listrik berkeliling Bandung.

Dan ternyata katanya, bahkan dulunya Sri Sultan saat ngapel sang pacar (Ratu Hemas) juga di Bandung ketika kala itu pacarnya ikut orang tua yang dinas di Pindad.

"Saya menjadi supir tamu istimewa ini, menggunakan mobil listrik keliling Bandung, karena byk yg tdk tahu, bahwa Sri Sultan dulu ngapel pacarannya dgn Ratu Hemas itu di BDG, saat Ratu Hemas ikut orangtuanya dinas di Pindad. Termasuk ngapelnya selalu makan di Ayam Goreng Panaitan," ungkap Ridwan Kamil.

Ia pun menggambarkan adanya nilai-nilai sejarah terkait penamaan jalan baik di Yogyakarta maupun di Bandung.

"Di Jogja sudah hadir Jln Pajajaran dan Jln Siliwangi. Sementara di Bandung hadir Jln Majapahit dan Jln Hayam Wuruk," jelasnya.

Bahkan menurut dia, "Banyak yang tidak tahu, jika Alun-alun Utara Jogjakarta salah satu pohon beringin yg bernama Wijayandaru adalah pohon yg bibitnya diambil dari Keraton Pajajaran," tulis Gubernur Jabar ini.

Termasuk katanya, Tarian Bedhoyo Sapto yang merupakan ciptaan Sri Sultan HB IX, adalah terjemahan dari Serat Pajajaran yang diekspresikan dalam sendra tari keraton Jogja.

Karenanya ia menegaskan narasi Gadis Sunda dilarang dinikahi lelaki Jawa itu hanya mitos belaka.

Ia selanjutnya meminta siapapun untuk dapat membangun narasi-narasi yang membawa persatuan dan perdamaian.

"Mari kedepankan narasi dan posting-posting yang membawa rasa persatuan dan perdamaian," pungkasnya.***

 

Editor: Ady Purwadi

Sumber: Twitter@ridwankamil

Tags

Terkini

Terpopuler