LENSA BANYUMAS - Manusia rata-rata punya satu tujuan yaitu untuk menciptakan masterpiece didalam hidupnya.
Banyak orang berpikir bagaimana caranya agar bisa sukses, mereka menjadikan kata sukses sebagai objek.
Tugas kita adalah bukan mencari sukses namun menciptakan masterpiece agar kita mempunya impact untuk orang disekitar.
Untuk menciptakan masterpiece yang diambil dari kata The Master, kita harus menjadi seorang yang Master atau ahli di satu bidang.
Baca Juga: Mengalami Mata Panda? Ini Tiga Tips dan Trick untuk Mengatasinya
Ketika menjadi yang terbaik maka sukses akan datang dengan sendirinya.
Para penemu seperti Martin Luther King, Mother Teresa, Steve Jobs, Jack Ma, Cristiano Ronaldo, mereka ini adalah orang-orang yang fokus mengerjakan satu bidang.
Apabila kita mengerjakan hal yang sama selama satu tahun kita akan terbiasa, mengerjakan hal yang sama selama dua tahun kita akan menjadi ahli, mengerjakan hal yang sama selama tiga tahun kita akan menjadi pakar.
Tapi dalam lima tahun mengerjakan hal yang sama, besar kemungkinan akan menjadi master, menjadi nomor 1 di dunia atau bisa menjadi nomor 1 di Indonesia.
Kalau tidak bisa menjadi nomor 1 di Indonesia, jadilah nomor satu di kota kalian, jika belum bisa maka jadilah nomor 1 di sekitar kalian.
Perlu adanya dua jenis energi yaitu support dan haters.
Kalau hanya dibenci maka akan semangat menciptakan masterpiece atau hanya saat dipuji lantas besar kepala dan tidak bisa menciptakan masterpiece.
Sehingga kita membutuhkan dua energi support dan haters.
Buatlah kesalahan sebanyak-banyak, mending jatuh sekarang daripada kita jatuh nanti.
Banyak sekali suatu keadaan dimana kita dapat menyerah.
Beberapa dari kita ketika mencoba satu hal baru dan mendapatkan satu penolakan atau kegagalan kita mulai lembek.
Orang-orang seringkali berhenti ketika mereka justru hampir sampai untuk menciptakan masterpiece.
Dilansir dari kanal youtube 1 Hari Sukses menyebutkan terdapat cara agar kita bisa terus maju.
Untuk bisa bertahan seperti Steve Jobs, kita harus tahu kapan kita berada di perbatasan.
Setiap manusia punya perbatasan dalam hidupnya.
Paling mudah ketika bangun tidur memasang alarm pukul 07.00 pagi dan ada janji pukul 08.00.
Memasang alarm dapat mengganggu pagi-pagi sedangkan semalam sebelumnya Anda baru begadang nonton bola misalnya lantas kemudian tidak bisa tidur dan capek sekali.
Begitu alarm bunyi Anda punya pilihan lima menit lagi, bangun atau langsung bangun.
Pilihan itu muncul dari alarm yang namanya snooze handphone, kita sekarang bisa memberi pilihan khusus, mau bangun sekarang atau lima menit lagi.
Ketika punya dua pilihan yaitu bangun atau lima menit lagi itu adalah warning alarm bahwa anda sudah berdiri di perbatasan.
Jadi kalau sudah berdiri di perbatasan ditandai anda punya pilihan ingin tetap tidur atau bangun.
Jadi berhenti merupakan pilihan yang kita pilih, kita tidak akan menemukan masterpiece.
Jika langsung berhenti dalam pilihan itu tentu kita tidak akan mendapatkan apa yang kita rencanakan.
Disaat itulah energi support dan haters berperan untuk menentukan pilihan yang kita pilih.
Kesimpulannya kita dapat terus maju jika memiliki energi support dan haters serta mengetahui saat-saat dimana kita berada di perbatasan atau pilihan untuk berhenti.***