Refleksi Pembelajaran Inovatif

- 13 November 2020, 13:30 WIB

Lensa Banyumas - Menjadi guru di abad 21 tidaklah mudah, Guru dituntut umtuk senantiasa berinovasi. Hal ini untuk melakukan adaptasi membersamai dan mendampingi peserta didik diperkembangan yang optimal. Pembelajaran STEAM merupakan suatu pendekatan pembelajaran interdisipliner yang inovatif dimana IPA, teknologi, teknik, dan matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran pemecahan masalah dalam kehidupan nyata. Tujuan pembelajaran STEAM dapat mengasah tingkat literasi STEAM pada peserta didik. Literasi STEAM menjadi tujuan yang dapat dicapai oleh peserta didik maupun pendidik. Bagi peserta didik, literasi STEAM akan berguna dalam perkembangan kehidupannya dan bagi pendidik literasi STEAM bermanfaat menunjang kinerja mendidik generasi yang kompetitif dan kolaboratif. Prinsip-prinsip pembelajaran STEAM meliputi prnsip perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, perbedaan individual.

Baca Juga: Melukis dari rumah, Vonetta SDN 1 Kebanggan Raih Juara Pertama Poster Covid-19

Secara garis besar bahwa pembelajaran inovatif adalah program pembelajaran yang langsung memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh kelas berdasarkan kondisi kelas. Pada gilirannya program pembelajaran tersebut akan memberi sumbangan terhadap usaha peningkatan mutu sekolah secara keseluruhan. Dan rancangan pembelajaran inovatif adalah merupakan sebuah persiapan pelaksanaan pembelajaran yang mana dituangkan dalam sebuah perencanaan dan menerapkan unsur unsur pembelajaran abad 21.
Dalam rancangan pembelajaran inovatif ada beberapa unsure yang menjadi acuan kita sebagai guru yang inovatif yaitu

1. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terdiri dari religius, nasionalisme, integritas, mandiri, dan gotong royong. Jadi peserta didik tidak cukup hanya kaya akan pengetahuan tetapi memiliki akhlak yang baik adalah sebuah kesempurnaan dalam mencapai tujuan pendidikan.

2. Adanya kolaborasi antara guru dengan peserta didik. Artinya dalam sebuah pembelajaran tidak boleh hanya berpusat kepada guru sedangkan peserta didik hanya bersifat pasif. Sebaliknya meskipun berpusat pada peserta didik tetapi guru tidak bisa lepas tangan begitu saja. Guru harus menjadi seorang fasilitator dalam sebuah pembelajaran.

3. Berorientasi pada High Order Thingking Skill (HOTS). Guru harus memberikan segalanya untuk memberikan pembelajaran yang berorientasi pada hots ini. Bagaimanapun juga kita tidak bisa langsung kesana tanpa melalui low order thingking skill (lots) terlebih dahulu. Maksudnya tidak boleh seorang guru hanya berpuas diri ketika peserta didik sudah mencapai titik minimum melainkan harus lebih tinggi lagi guna mencapai kompetensi maksimum dalam sebuah pembelajaran. Seorang peserta didik tidak akan pernah mampu menganalisis sebuah permasalahan tanpa adanya pemahaman dari sesuatu yang sifatnya definitif.

4. TPACK (Technology Pedagogical and Content Knowledge). Sebagai guru selain melaksanakan kompetensi pedagogik juga harus menerapkan teknologi sebagai bekal peserta didik menyambut era revolusi Industri 4.0 dimana pekerjaan yang dilakukan manusia mulai bergeser kepada teknologi digital dan lebih canggih dari pada mesin mekanik.

5. Berbasis pada STEAM (Sains Teknologi Engineering Art Mathematic). Sangat sulit memang untuk mengintegrasikan kelima unsur tersebut dalam sebuah pelaksanaan pembelajaran. Namun kita sebagai guru harus melihat karakteristik setiap kompetensi dasar yang akan kita capai. Pada prinsipnya kalau tidak bisa mengintegrasikan semuanya jangan membuang semuanya. Artinya suatu ketika kita mengintegrasikan teknologi dan engineering dalam suatu pembelajaran. Pada pertemuan berikutnya berganti dengan Mathematic dan seni. Bahkan ada kalanya hanya Sains yang dapat kita integrasikan itu bukan menjadi sebuah permasalahan.

6. Pembelajaran Neurosains merupakan pelaksanaan pembelajaran yang memperhatikan kondisi otak peserta didik supaya bekerja secara maksimal sehingga dapat menunjang kesuksesan dalam hasil belajar peserta didik.

Adapun keunggulan pembelajaran inovatif sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Halaman:

Editor: Solihudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x