China dan Iran Tanda tangani Perjanjian Kerja Sama Strategis Selama 25 Tahun

27 Maret 2021, 19:16 WIB
Menlu China Wang Yi bertemu Presiden Iran Hassan Rouhani di Teheran, Iran, 27 Maret 2021. / REUTERS /

LENSA BANYUMAS -  China dan Iran menandatangani perjanjian kerja sama strategsi selama 25 tahun.

Penanda tanganan kerja sama kedua negara yang dilakukan oleh Menlu China Wang Yi dan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif disiarkan langsung oleh televisi negara Iran di Teheran, Iran, hari Sabtu 27 Maret 2021.  

"Hubungan kami dengan Iran tidak akan terpengaruh oleh situasi saat ini, tetapi akan permanen dan strategis," kata Menlu China Wang Yi yang dikutip oleh Kantor Berita Iran IRNA.

Baca Juga: Kecelakaan Kereta di Mesir Tewaskan Sedikitnya 32 Orang

Dilansir Lensa Banyumas-PIKIRAN RAKYAT.com dari Reuters, sebelum penanda tangan perjanjian kerja sama kedua negara, Menlu China Wang Yi bertemu dengan Presiden Hassan Rouhani.

Perjanjian kerja sama tersebut meliputi investasi China di sektor-sektor utama seperti energi dan infrastruktur.

Sementara itu, Penasehat Presiden Iran, Hesameddin Ashena mengungkapkan, kesepakatan itu adalah contoh dari diplomasi yang berhasil.

Menurutnya, kekuatan suatu negara terletak pada kemampuannya untuk bergabung dengan koalisi, bukan untuk tetap terisolasi.

Sedangkan Juru Bicara Kemlu Iran, menyebutkan dokumen itu adalah peta jalan untuk perdagangan, ekonomi dan kerjasama transportasi, dengan fokus khusus pada sektor swasta dari kedua negara tersebut.

China adalah sekutu lama dan salah satu mitra dagang terbesar Iran, yang pada tahun 2016 menyetujui untuk meningkatkan perdagangan bilateral lebih dari 10 kali lipat menjadi 600 miliar dolar Amerika selama satu dekade.

Kementerian Perdagangan China menjelaskan bahwa Beijing akan mencoba untuk melindungi kesepakatan nuklir Iran 2015 dan mempertahankan hubungan Sino-Iran.

Sebelumnya Amerika Serikat dan pihak kekuatan Barat lainnya dalam kesepakatan nuklir itu berselisih dengan Teheran mengenai pihak mana yang pertama-tama harus kembali ke perjanjian yang ditinggalkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump pada 2018 lalu.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: REUTERS France24

Tags

Terkini

Terpopuler