Amnesti Internasional: Militer Myanmar Gunakan Taktik Perang Dalam Hadapi Aksi Protes

- 11 Maret 2021, 09:27 WIB
Anggota Militer Myanmar. / Twitter.com
Anggota Militer Myanmar. / Twitter.com /

Lensa Banyumas - Amesti Internasional mengumumkan Militer Myanmar telah menggunakan senjata medan perang dan kekuatan mematikan dalam menindak pengunjuk rasa terhadap kudeta bulan lalu.

Organisasi Hak Asasi Manusia tersebut mengatakan telah memverifikasi lebih dari 50 video dari tindakan keras itu, di mana PBB menyatakan pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 60 pengunjuk rasa.

Disebutkan banyak pembunuhan didokumentasikan yang artinya sama dengan eksekusi di luar hukum.

Baca Juga: Venezuela Tidak Akui Laporan Misi Internasional Dalam Sidang Ke-46 Dewan HAM PBB

Junta mengambil alih kekuasaan pada 1 Pebruari, menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan memicu protes berhari-hari di seluruh Myanmar yang terkadang menarik ratusan ribu orang turun ke jalan.

Amnesti Internasional juga menuduh tentara menggunakan senjata yang cocok untuk medan perang guna membunuh pengunjuk rasa.

Menurut Amnesti Internasional, mereka yang ditahan berada di tangan unit-unit yang dituduh oleh kelompok hak asasi telah bertahun-tahun melakukan kekejaman terhadap kelompok etnis minoritas, termasuk Muslim Rohingya.

“Ini bukanlah tindakan kewalahan, petugas individu membuat keputusan yang buruk,” kata Joanne Mariner, Direktur Respon Krisis Amnesti Internasional seperti dilansir Lensa Banyumas-Pikiran Rakyat.com dari Reuters.

Amnesti Internasional mengungkapkan senjata yang digunakan termasuk senapan sniper dan senapan mesin ringan, serta senapan serbu dan senapan sub mesin.

Halaman:

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

x