Tokoh Oposisi Uganda Ditangkap Saat Aksi Unjuk Rasa Di Kampala

- 15 Maret 2021, 21:31 WIB
Tokoh Oposisi Uganda Bobi Wine Ditangkap. / Twitter / Bobi Wine
Tokoh Oposisi Uganda Bobi Wine Ditangkap. / Twitter / Bobi Wine /

Lensa Banyumas - Tokoh oposisi Uganda Bobi Wine ditangkap saat memimpin aksi protes terhadap penahanan banyak pendukungnya setelah pemilihan Presiden pada hari Senin waktu setempat.

Polisi menangkap Wine di dekat lapangan umum di Kampala dan kemudian membawanya kembali ke rumahnya di luar Ibu kota negara itu.

“Rumahnya sekarang dikepung oleh polisi dan militer,” ungkapnya dalam akun Twitter Bobi Wine.

Baca Juga: Petinju Marvin Marvelous Hagler Ternyata Telah Meninggal

Surat kabar Daily Monitor menerbitkan foto Wine dibawa pergi oleh polisi saat dia memegang poster bertuliskan "KEMBALIKAN ORANG KAMI."

"Jangan berkelahi," kata Wine kepada para pendukungnya ketika polisi bersenjata menangkap dia dan rekan-rekannya, sementara kerumunan massa di latar belakang berulang kali meneriakkan namanya.

Dilansir Lensa Banyumas-Pikiran Rakyat.com dari AP News, Wine telah meminta pihak berwenang untuk membebaskan ratusan pendukungnya yang ditangkap sebelum, selama dan sesudah pemilihan Presiden pada bulan Januari di mana dia menantang pemimpin lama Yoweri Museveni.

Museveni dinyatakan sebagai pemenang pemilihan pada 14 Januari dengan 58 persen suara sementara Wine mendapatkan 35 persen suara.

Wine menyebut hasil itu curang, mengutip kasus-kasus tentara yang diduga memasukkan kotak suara, memberikan surat suara untuk orang-orang, dan mengusir pemilih dari tempat pemungutan suara.

Pihak berwenang menuduh Wine, penyanyi dan anggota parlemen berusia 39 tahun bernama asli Kyagulanyi Ssentamu, mencoba memimpin protes dengan kekerasan yang dapat menyebabkan runtuhnya pemerintahan Museveni. Padahal Wine menyebutkan dirinya memimpin gerakan non-kekerasan.

Museveni, seorang mantan pemimpin gerilya berusia 76 tahun yang mengambil alih kekuasaan secara paksa pada tahun 1986 dan sejak itu terpilih untuk keenam kalinya.

Dia populer di antara banyak orang Uganda karena membawa stabilitas dan keamanan yang relatif baik. Museveni sendiri telah menghukum mantan pemimpin seperti Idi Amin, yang rezimnya terkenal karena penculikan dan pembunuhan di luar hukum.

Namun tokoh oposisi seperti Wine menuduh Museveni semakin berkuasa seperti para pendahulunya.

Mereka menyatakan korupsi dan dugaan pelanggaran oleh aparat keamanan semakin meluas ketika Museveni mencoba untuk memperpanjang kekuasaannya.

Museveni baru-baru ini menepis tuduhan bahwa pasukannya telah menahan warga sipil secara ilegal, dengan mengatakan bahwa tentaranya “adalah kekuatan yang disiplin” dan  partainya “tidak membunuh” lawan politiknya.

Namun dia mengakui telah meningkatkan keamanan menjelang pemilihan dengan mengerahkan tentara dari unit komando yang sebelumnya ditempatkan di Somalia yang "membunuh beberapa" orang yang dia gambarkan sebagai teroris.

Museveni dalam pidato yang disiarkan televisi pada Minggu malam memperingatkan pendukung oposisi yang diduga berencana mengganggu pelantikannya pada bulan Mei akan menghadapi penangkapan.

Uganda dalam sejarahnya belum pernah mengalami peralihan kekuasaan secara damai, salah satu alasan mengapa beberapa orang di dalam partai Museveni secara terbuka mengungkapkan bahwa dia harus mempersiapkan penerusnya.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah