Angkatan Darat Thailand Bantah Pasok Beras ke Militer Myanmar

- 20 Maret 2021, 21:51 WIB
 Para pengunjuk rasa melarikan diri selama aksi protes anti-kudeta di Hlaing Township di Yangon, Myanmar 17 Maret 2021. / REUTERS / Stringer
Para pengunjuk rasa melarikan diri selama aksi protes anti-kudeta di Hlaing Township di Yangon, Myanmar 17 Maret 2021. / REUTERS / Stringer /

LENSA BANYUMAS - Angkatan Darat Thailand membantah telah memasok beras ke unit-unit angkatan bersenjata Myanmar dan menyebutkan setiap makanan yang dikirim ke perbatasan adalah bagian dari perdagangan normal.

Bantahan tersebut disampaikan oleh Mayor Jenderal Amnat Srimak, Komandan Pasukan Naresuan dalam sebuah pernyataan yang dilansir Lensa Banyumas-PIKIRAN RAKYAT.com dari Reuters.

Menurutnya, Thailand justru telah menyuarakan keprihatinan atas pertumpahan darah di negara tetanggnya tersebut.

Baca Juga: Pasukan Keamanan Thailand Perketat Keamanan di Ibu Kota Bangkok Jelang Aksi Unjuk Rasa Anti Pemerintah

Namun bertolak belakang dengan pernyataan Amnat, media Thailand yang mengutip dari seorang pejabat Keamanan tak dikenal, melaporkan bahwa tentara Thailand yang memasok 700 karung beras ke unit-unit tentara Myanmar di perbatasan timur Myanmmar itu adalah atas perintah Pemerintah Thailand.

Kalau benar, bantuan langsung Thailand kepada militer Myanmar kemungkinan akan menuai kecaman dari para pendukung pemerintah terguling yang dipimpin oleh peraih Nobel perdamaian, Aung San Suu Kyi.

“Tentara Thailand tidak memasok tentara Myanmar dan tidak ada kontak dari tentara Myanmar yang meminta bantuan dari kami karena mereka memiliki kehormatan sendiri,” kata Mayor Jenderal Amnat Srimak.

Jika pun ada yang mengirim barang atau beras, dia menilai hal itu hanya perdagangan reguler di penyeberangan perbatasan.

 

Bahkan dalam laporannya itu, Media Thailand juga menyebutkan unit tentara Myanmar yang dipasok beras di dekat perbatasan telah ditutup oleh pasukan Persatuan Nasional Karen (KNU), sebuah kelompok pemberontak etnis minoritas yang menyetujui gencatan senjata dengan pemerintah Myanmar pada tahun 2012.

KNU sendiri telah memberikan dukungannya di belakang gerakan demokrasi Myanmar dan mengutuk kudeta dan tindakan keras militer.

Sementara itu, masyarakat atau penduduk di daerah tersebut mengungkapkan bahwa penyeberangan perbatasan tersebut bukan jalur perdagangan normal.

Padahal aktivitas perdagangan di daerah perbatasan antara Thailand dan Myanmar sudah dibatasi sejak merebaknya pandemi virus korona.***

 

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x