Pj Bupati Banyumas Launching Petani Milenial, Ajak Santri Bertani

- 1 Juli 2024, 13:27 WIB
Pj Bupati Banyumas meluncurkan Petani Milenial di kalangan pondok pesantren (Ponpes) Minggu (30/06/2024) di Aula Kantor Kecamatan Somagede.
Pj Bupati Banyumas meluncurkan Petani Milenial di kalangan pondok pesantren (Ponpes) Minggu (30/06/2024) di Aula Kantor Kecamatan Somagede. /HUMAS PEMKAB BANYUMAS

LENSA BANYUMAS - Penjabat (Pj) Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro meluncurkan Petani Milenial di kalangan pondok pesantren (Ponpes) Minggu (30/06/2024) di Aula Kantor Kecamatan Somagede. Kegiatan dilaksanakan sebagai upaya mengatasi salah satu problem pertanian yang tak kunjung usai yaitu minimnya minat generasi muda terhadap sektor yang tak pernah mati tersebut. Kegiatan Gerakan Petani Milenial ini digagas oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas.

Langkah Dinpertan KP Banyumas ini cukup efektif, sebab dikalangan pondok pesantren ketaatan para santri terhadap ustad atau kyai sangat besar. Sehingga dengan menggandeng pondok pesantren, diharapkan lahir petani-petani santri yang jumlahnya ribuan. Lounching petani milenial pondok pesantren ini dilakukan untuk 9 pondok pesantren, dua diantara mengangkat pertanian hidroponik dan 7 ponpes mengangkat pertanian hortikultura.

Pj Bupati mengatakan, ke depan pihaknya berharap ada ponpes yang fokus menanam kedelai.

"Saya sangat apresiasi terobosan dari Dinpertan KP Banyumas ini, dengan menggandeng kalangan pondok pesantren, sehingga nanti akan lahir banyak petani milenial. Saat ini baru pertanian hidroponik dan holtikultura, ke depan mungkin bisa ditambah dengan kedelai," ucap Hanung.

Baca Juga: Puluhan PKL di Kota Dapat Gerobag Gratis, Bantuan dari Pemkab Banyumas

Setelah petanian mulai dilakukan, Dinpertan KP Banyumas juga akan terus melakukan pendampingan dari sisi teknis pertanian. Tim monitoring sudah terbentuk untuk melakukan pendampingan tersebut.

Sementara itu, dalam acara lounching petani milenial, Dinpertan KP juga mengundang Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Menurut Jaka, ada beberapa aspek dalam pengendalian inflasi daerah, yaitu ketersediaan pangan, distribusi pangan, keterjangkauan harga serta komunikasi yang efektif. Pihaknya ingin meningkatkan komunikasi yang efektf dengan kalangan ponpes, mengingat banyaknya konsumsi pangan di ponpes.

"Satu ponpes, santrinya ada ribuan, bahkan ponpes di Cilongok santrinya sampai 3.000 lebih dan menghabiskan 3 kwintal beras setiap bulannya. Sehingga sangat memungkinkan jika fluktuasi harga 10 komoditas pokok bisa dikendalikan dengan menggandeng ponpes. Karena sekali lagi, tingkat keataatan santri tinggi, sehingga misalnya, Pak Kyai memutuskan untuk mengurangi konsumsi cabai pada bulan tertentu, maka sudah pasti akan dijalankan," lanjutnya.

Kepala Dinpertan KP Kabupaten Banyumas, Jaka Budi Santosa menyampaikan, kultur kepatuhan atau ketaatan para santri ini, membuatnya berkeinginan untuk mentransformasikan ilmu pertanian ke pondok pesantren.

Halaman:

Editor: A Wahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini