Bupati Banyumas Launching Forum dan Buku Saku Jatingmas

- 15 Juni 2021, 08:50 WIB
Bupati Banyumas Launching Forum dan Buku Saku Jatingmas
Bupati Banyumas Launching Forum dan Buku Saku Jatingmas /Humas Pemkab Banyumas/

LENSA BANYUMAS - Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermasdes) Kabupaten Banyumas Widarso menyatakan bahwa stunting merupakan tanggungjawab semua pihak dan diperlukan sinergitas semua lapisan agar penanganan stunting berjalan secara terkoordinir.Demikian bunyi rilis Humas Pemkab yang dikirim ke Lensa Banyumas, Selasa, 15 Juni 2021.

“Diharapkan melalui forum ini upaya penanggulangan stunting antar OPD, maupun para Kader LKD berlangsung sinergis dan tidak ada overlapping tugas di lapangan,” katanya.

Sementara Bupati Banyumas Achmad Husein melaunching Forum Jaga Stunting Banyumas (Jatingmas) dan buku sakunya, Senin (14/06/2021) di Pendopo Sipanji. Kegiatan yang dihadiri oleh 7 OPD yang terkait penanganan stunting, dimana forum ini merupakan media untuk menguatkan tugas para Kader Lembaga Kemasyarakatan Desa yang berkecimpung di bidang penanggulangan stunting.

Baca Juga: Anis Baswedan Prihatin, Dalam Sepekan Lonjakan Covid19 Di Jakarta Melonjak 50 Persen.

Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan bahwa, saat ini Kabupaten Banyumas merupakan kabupaten dengan tingkat prevalensi stunting yang sudah mendekati target yaitu 14% di tahun 2024. Saat ini, Kabupaten Banyumas berada diangka 14.2% yang artinya masih butuh kerja keras dari berbagai pihak dalam penanggulangan stunting.

“Perlu disadari, permasalahan stunting adalah tanggungjawab semua pihak. Oleh karena itu, penanganan stunting harus dilakukan lintas sektoral. Dengan dilaunchingnya Forum Jatingmas dan Buku Saku Jatingmas pada hari ini, saya berharap Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) yang merupakan salah satu ujung tombak dalam penanggulangan stunting di tingkat desa diperkuat lagi peran dan tugasnya,” katanya

Kader lembaga kemasyarakatan desa tersebut antara lain: kader RT, kader RW, kader PKK, kader Posyandu atau Kader Pembangunan Manusia (KPM). LKD bertugas mengadvokasi, mengedukasi maupun mendata keberadaan kasus stunting diwilayah kader lkd itu sendiri. Selain itu, OPD terkait dalam penanggulangan stunting harus mampu bersinergi dan tidak ada lagi over lapping dalam pelaksanaan tugasnya.

Baca Juga: Danpusdiklatpassus Tutup Pendidikan Raider Angkatan XXVII, 185 Anggota Sandang Brevet

Menurut Bupati salah satu penyebab masih cukup tingginya stunting ini adalah masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya : periode 1000 hari pertama kehidupan; konsumsi gizi yang sehat dan seimbang; serta Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Selain tidak tercukupinya asupan gizi anak sejak masih di dalam kandungan, stunting juga bisa disebabkan asupan gizi saat anak masih di bawah usia 2 tahun yang tidak tercukupi.

“Entah itu tidak diberikan ASI eksklusif ataupun MPASI (makanan pendamping asi) yang diberikan kurang mengandung zat gizi yang berkualitas. Stunting juga tidak hanya dipengaruhi faktor gizi dan kesehatan semata, namun tingkat pendidikan, pola asuh, sanitasi / air bersih juga turut mempengaruhi kasus-kasus stunting,” lanjut Bupati

Halaman:

Editor: Cokie Sutrisno

Sumber: Parsito


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x