Bakal Calon Rektor Unsoed Terdapat Lima Orang Pendaftar Dan Salah Satunya Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto

- 1 Januari 2022, 11:19 WIB
Salah satu bakal calon Rektor Unsoed periode 2022-2026 Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto Guru Besar Fakultas Pertanian Unsoed.
Salah satu bakal calon Rektor Unsoed periode 2022-2026 Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto Guru Besar Fakultas Pertanian Unsoed. /Rama Prasetyo Winoto/

LENSA BANYUMAS - Bakal Calon Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) periode 2022-2026 hingga penutupan pendaftaran hari Senin 27 Desember 2021 pukul 16.00 WIB terdapat lima orang pendaftar.

Kelima orang tersebut yaitu Dr Norman Arie Prayogo, Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto, Dr. V Prihananto, Prof Dr Ade Maman Suherman dan Prof Dr Ir Akhmad Sodiq.

Menurut Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unsoed, Dr  Ir Isdy Sulistyo, berkas pendaftaran bakal calon sudah diterima pihaknya dan selanjutnya panitia melakukan seleksi administrasi termasuk didalamnya ada tes kesehatan sebagai salah satu syarat pendaftaran.

Baca Juga: Resmikan Laboratorium Lapangan Fakultas Pertanian di Patikraja, Rektor: Unsoed Tidak Ingin Jadi Menara Gading

“Nantinya hasil penjaringan Bakal Calon Rektor ini akan ditetapkan pada Tanggal 7 Januari 2022 melalui Rapat Senat tertutup," kata Isdy dikutip Lensa Banyumas.Pikiran-Rakyat.com dari laman perguruan tinggi negeri itu, hari Sabtu 1 Januari 2022.

Dia menyebutkan setelah ditetapkan bakal calon dari hasil penjaringan hari Jumat 7 Januari 2022, maka proses pemilihan Rektor dilanutkan dengan pemaparan visi misi dan program kerja Bakal Calon Rektor yang digelar pada 20 Januari 2022.

"Setelah pemaparan visi misi dan program kerja akan dilanjutkan dengan pemilihan dan penetapan 3 (tiga) Calon Rektor dalam Rapat Senat Tertutup pada tanggal yang sama,” ungkap Isdy. 

Dan 3 Calon Rektor itu yang nantinya akan dipilih oleh Senat dan Mendikbudristek yang dijadwalkan dilaksanakan pada Bulan April 2022.

Sementara itu, salah satu Bakal Calon Rektor yaitu Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto yang merupakan Guru Besar Fakultas Pertanian Unsoed dimana ia maju dalam bursa pemilihan Rektor kali ini mengusung tema Prima Tri Dharma.

Dan majunya ke bursa pemilihan Rektor Unsoed, karena dorongan berbagai pihak dan juga pengalaman yang ia miliki dalam manajerial dan kepemimpinan selama berkiprah di internal maupun eksternal.

Selain itu Prof Totok Agung maju juga karena kepedulian dan komitmen terhadap kemajuan lembaga serta jejaring yang luas baik di tingkat regional, nasional maupun internasional.

 

Terkait tema yang diusungnya dalam bursa pemilihan Rektor Unsoed yaitu Prima Tri Dharma, Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto menjelaskan sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Jawa Tengah bagian selatan, Unsoed sangat berpotensi menjadi universitas yang besar dan maju dengan segala keunikan dan keunggulannya jika terkelola dengan baik.

"PRIMA merupakan akronim dari Prestasi, Revitalisasi, Inovasi, Mutu, dan Akuntabel. Ouput dari pelaksanaan “PRIMA Tri Dharma” adalah UNSOED yang “diakui” sesuai dengan milestone Renstra 2023-2026," terang pria kelahiran yang sama dengan kelahiran Unsoed yaitu 23 September 1963 itu.

 

Prof Totok sapaan akrabnya merinci bahwa ukuran “diakui” adalah prestasi dalam bentuk capaian bench-marking atau perankingan pada taraf nasional maupun internasional yang berdampak terhadap dihasilkannya lulusan yang semakin mampu berkiprah di dunia kerja dan usaha.

"Kemudian fasilitasi dan apresiasi kinerja yang semakin memadai bagi sivitas akademika serta kontrbusi yang semakin luas dan nyata dalam memecahkan berbagai permasalahan di masyarakat, baik skala lokal, nasional, maupun internasional," urai dia.

ia mengaku satu-satunya Bakal Calon Rektor Unsoed yang sudah pernah mengikuti pendidikan Lemhannas.

"Pengalaman ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi paham radikalisme yang sekarang ditengarai banyak menyusup di berbagai perguruan tinggi yang beresiko menyebabkan terjadinya disintegrasi bangsa," ucap Prof Totok.

Jika nantinya terpilih sebagai Rektor, kata Prof Totok, ia akan melakukan pengembangan layanan dan pemberdayaan yang bersifat inklusif dan mengakomodasi semua kelompok yang ada di Unsoed dengan segala kondisi dan kebutuhannya.

Dengan hal itu, ia berharap mampu menjaga integritas lembaga yang nantinya dapat mewujudkan iklim kerja dan iklim belajar yang saling mendukung dalam mengupayakan kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Terkait pengembangan pusat prestasi sivitas akademika, kata Prof Totok, akan menjadi salah satu strateginya ke depan dalam mengakomodasi potensi-potensi besar mahasiswa, dosen dan staf Unsoed dalam membangun kompetensi dan melahirkan prestasi yang tidak hanya mendukung Indeks Kinerja Utama (IKU) namun juga pengakuan masyarakat, kemajuan dan kesejahteraan.

Prof Totok sendiri aktif sebagai asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), reviewer penelitian tingkat nasional, serta mitra bestari di berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian nasional dimana telah menghasilkan karya-karya unggulan inovatif yang dimanfaatkan masyarakat pada skala nasional.

Berbagai penghargaan yang Prof Totok raih dari karya-karya unggulan tersebut yaitu diantaranya karya padi gogo aromatik (Inpago Unsoed 1, Inpago JSPGA 136, dan Inpago JSPGA 9) bersama Prof Dr Ir Suwarto mendapat penghargaan 104 Inovasi Indonesia Prospektif dari Business Innovation Center (BIC) dari Kementerian Riset dan Teknologi tahun 2012, Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) Kategori Perlindungan Varietas dari Kementerian Pertanian, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Perdagangan dan Ekonomi Kreatif tahun 2012, 20 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2015, serta PVT Award Kategori Perlindungan Varietas Tanaman dari Pusat PVTPP Kementerian Pertanian tahun 2017.

Sedangkan karya unggulan inovatif padi berkandungan protein tinggi (Unsoed PK 7, Unsoed PK 15, Inpago Unsoed Protani, Inpari Unsoed P20Tangguh) yang dirakit bersama Dr Agus Riyanto, dan Dyah Susanti, Prof Totok mendapatkan penghargaan 109 Inovasi Indonesia Prospektif dari Business Innovation Center (BIC) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2017.

Selama pandemi Covid 19, Prof Totok tetap produktif melahirkan karya inovasi teknologi bertaraf nasional.

"Vareitas unggul padi nasional protein tinggi Inpago Unsoed Protani mendapat SK Menteri Pertanian Republik Indonesia pada tahun 2020 dan telah diadopsi masyarakat di 10 provinsi di Indonesia, sedangkan Inpari Unsoed P20Tangguh dilepas tahun 2021 ini." imbuhnya.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Lensa Banyumas


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah