Tindaklanjuti Keluhan Petani Sendangkulon Kangkung, Ketua Komisi A Sidak Bersama Dispertan Kendal

- 16 September 2021, 22:21 WIB
Ketua Komisi A DPRD Kendal, Munawir bersama Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kendal sidak ke Desa Sendangkulon Kecamatan Kangkung, hari Kamis 16 September 2021. / Hanief
Ketua Komisi A DPRD Kendal, Munawir bersama Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kendal sidak ke Desa Sendangkulon Kecamatan Kangkung, hari Kamis 16 September 2021. / Hanief /

LENSA BANYUMAS - Menanggapi keluhan para petani Desa Sendangkulon Kecamatan Kangkung, Ketua Komisi A DPRD Kendal, Munawir melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kendal, hari Kamis 16 September 2021.

Munawir mengatakan, sebelumnya para kelompok tani mendatangi kediamannya dan menyampaikan keluhan terkait ketersedian air di musim kemarau untuk mengairi sawah mereka.

Untuk itulah, ia mengajak dinas terkait yakni Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, untuk melihat langsung kondisi di lokasi, sekalian bertemu dengan kelompok taninya dan mencari solusi bersama.

Baca Juga: Gubernur Anies Resmi Namakan GOR di Rorotan dengan Sekda Saefullah

"Jadi ini kami bersama dinas terkait melakukan pengecekan di lapangan, untuk mengetahui kondisi sebenarnya dan ingin tahu penyebabnya. Serta mencari solusi. Alhamdulillah sudah ada solusi dan dalam waktu dekat akan terealisasi," kata Munawir menjelaskan. 

Di tengah brak sawah, para petani menyampaikan aspirasi kepada Politisi PDI Perjuangan tersebut dan perwakilan Dinas Pertanian dan Pangan Kendal, tentang sulitnya saluran irigasi yang selama ini mereka alami.

"Kami sampaikan uneg-uneg kami terkait pengairan sawah. Terutama saluran di sebelah utara desa yang tidak lancar. Debit air sebenarnya ada, namun entah kenapa tidak mengalir ke sawah kami. Untuk itu kami mohon untuk dicarikan solusinya," ungkap Zaenal Abidin, selaku Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sumber Rahayu Desa Sendangkulon.

Ia mengatakan, sebenarnya sudah menggunakan mesin penyedot air.

Namun saat musim kemarau, air yang disedot untuk mengairi sawah tidak ada.

Menurut Zaenal, kendala yang mereka hadapi saat ini adalah di biaya operasional mesin.

Karena dengan mesin, mereka harus merogoh kocek, hingga Rp 200 ribu untuk mengoperasikan mesin empat sampai lima kali dalam satu musim.

"Dengan hal ini, maka kami mencoba menyampaikan keluhan kepada pak Munawir, untuk mencarikan jalan keluarnya. Alhamdulillah hari ini, pak Munawir menanggapi keluhan kami dengan datang bersama Dinas Pertanian Kendal," ujarnya.

Mereka berharap kepada dinas terkait melalui Ketua Komisi A, untuk memperbaiki atau dibuatkan irigasi atau dibuatkan sumur air.

"Harapan kami, irigasi bisa dikeruk lagi, karena tanahnya sudah dangkal. Dari pintu DAM sampai tersier sudah dangkal kurang lebih 60 - 70 persen. Ini yang menghambat mengalirnya air ke sawah kami," terang Zaenal.

Sementara itu, mewakili Kepala Dispertan Kabupaten Kendal, Kabid Sarana Prasarana, Dewi Apriliyani mengungkapkan, kegiatan ini sebagai identifikasi permasalahan yang disampaikan oleh Poktan Sumber Rahayu dan Sumber Urip terkait kesulitan mendapatkan air.

"Jadi sebelum kami melaksanakan identifikasi terkait dengan kondisi di lapangan, kami mendapat dari keluhan kelompok tani Sumber Rahayu dan kelompok tani sumber Urip, yakni dengan ketersediaan air pada musim kemarau yang tidak pernah mendapatkan air," kata Dewi Apriliyani

Untuk itu pihaknya langsung menindaklanjuti dengan mencoba melihat lokasi langsung untuk mengecek mekanismenya bagaimana, kemudian apa harus dilakukan dan apa yang diinginkan.

"Karena Dinas Pertanian dan Pangan juga ada kewenangan terkait irigasi yakni kaitannya tersier dan sekunder. Kalau di PU kewenangannya di sekunder, sedangkan tersier di Dispertan. Makanya kita mengecek di lokasi, kewenangan siapa ini," ucapnya.

Untuk selanjutnya menurut Dewi, mekanisme yang dilakukan karena harus ada terkait dengan perencanaan di tahun sebelumnya.  

"Pastinya kami juga berharap dari poktan atau gapoktan itu membuat pengajuan atau permohonan yang diinginkan seperti apa dengan melihat seperti ini. Memang bukan solusi satu-satunya tetapi paling tidak mengurangi tadi permasalahan ketersediaan air," tandasnya.

Jadi, lanjut Dewi, hal terkait dengan kapan pelaksanaannya tentunya harus dari usulan dari bawah.

"Secara garis besar, tentunya kami mengetahui permasalahan-permasalahan di petani pasti harus ada dari petani. Nggak mungkin ujug-ujug tanpa punya kegiatan tanpa ada permasalahan di lapangan," jelas Dewi. 

Hal itu juga harus diterapkan dalam musrenbang desa atau Kecamatan atau Kabupaten. Bisa juga melalui dari dewan.

"Paling tidak dengan tahu permasalahan yang ada di lapangan kita bisa memberikan solusi ya ke belum semuanya pastinya karena juga ketersediaan anggaran juga itu sangat berpengaruh," pungkas Dewi.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Hanief Syailendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x