Penyebab Penyakit di Rongga Mulut, Ini Penjelasan Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Unpad

12 Desember 2021, 10:00 WIB
Salah satu penyebab utama dari penyakit di rongga mulut adalah berasal dari plak. / freepik.com / brgfx /

LENSA BANYUMAS - Menjaga kebersihan rongga mulut dengan menyikat gigi yang benar penting dilakukan untuk menghindari dari penyakit.

Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr. Amaliya, salah satu penyebab utama dari penyakit di rongga mulut adalah berasal dari plak.

Plak tidak dapat hilang hanya dengan berkumur, kata Amaliy, karena plak melekat erat pada permukaan gigi dan semua permukaan keras yang ada di rongga mulut.

Baca Juga: Gadis Sunda Dilarang Menikahi Lelaki Jawa? Ridwan Kamil: Itu Hanya Mitos

“Plak tidak bisa berkumur saja, tetapi plak gigi bisa hilang dengan menyikat gigi,” kata Amaliya dikutip dari laman resmi unpad.ac.id, hari Minggu 12 Desember 2021.

Namun beberapa menit setelah menyikat gigi, kata Amaliya, plak bisa terbentuk kembali.

Hal itu disebabkan plak atau bio film pada rongga mulut ini akan terus terbentuk karena adanya ludah.

“Jadi kalau dikatakan kita akan hidup terus bersama plak. Selama ada ludah, plak gigi akan terus terbentuk,” jelas dia.

Amaliya menyebutkan plak sendiri merupakan lapisan tipis yang berwarna transparan atau putih kekuningan.

Lapisan tersebut dapat menempel pada semua permukaan keras dalam rongga mulut, termasuk gigi, tambalan, gigi tiruan, dan kawat orto.

“Biasanya warnanya hampir mirip dengan gigi sehingga tidak mudah untuk dibedakan dengan permukaan gigi,” ungkap dosen Departemen Periodonsia FKG Unpad ini.

Dia lebih lanjut menjelaskan, plak dihidupi beragam kuman dan plak diibaratkan seperti kota yang padat penduduk.

Semakin lama tidak dibersihkan, kuman akan semakin menumpuk dan mengundang berbagai kuman lain untuk hidup di permukaan gigi.

“Ini mungkin selama beberapa jam beberapa hari tidak menyikat gigi maka plak yang terbentuk akan sangat banyak, selain luas juga tebal,” terang dia.

Karena sulit dibedakan dengan warna gigi, banyak yang tidak sadar bahwa di giginya ada banyak plak yang harus dibersihkan.

Untuk itu, kata Amaliya, keberadaan plak perlu dideteksi, di antaranya dengan menggunakan zat yang disebut disclosing agent atau bahan pewarna plak gigi.

Saat ini, sudah tersedia sejumlah bahan pewarna gigi baik yang berbentuk cair, gel maupun tablet.

Dengan dilakukan pewarnaan, dapat diketahui lokasi dan banyaknya plak gigi untuk dapat dibersihkan.

Meskipun sudah sikat gigi, lanjut Amaliya, jika caranya belum tepat, plak gigi belum tentu hilang.

“Dengan mengetahui adanya plak serta lokasinya, kita bisa memperbaiki cara sikat gigi,” ujar Amaliya.

Pewarnaaan gigi juga diperlukan untuk memotivasi pasien, terutama anak-anak agar mau menyikat gigi dengan benar.

Hal ini menurutnya dinilai efektif untuk memberikan edukasi dan penyuluhan kesehatan gigi bagi masyarakat.

Selain itu, pemberian zat pewarna gigi juga bermanfaat untuk membantu memelihara atau menjaga kebersihan gigi dan mulut pasien serta evaluasi kesehatan saat di dokter gigi.

“Pada saat evaluasi atau kunjungan pemeliharaan kita harapkan pasien bisa memelihara kebersihan mulutnya dengan menyikat gigi yang baik dan indeks plak atau jumlah plaknya itu tidak boleh lebih dari 10 persen,” imbuhnya.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: unpad.ac.id

Tags

Terkini

Terpopuler