Kenapa Sih Kamu Kadang Suka Niru Gaya Bicara Temanmu, Ahli : Namanya Dialeck Leveling

- 3 Juni 2021, 06:45 WIB
Ilustrasi Dialeck leveling.
Ilustrasi Dialeck leveling. /Foto : Tangkapan layar/

LENSA BANYUMAS Mungkin banyak yang tidak sadar, tetapi kecenderungan mengikuti gaya bahasa lawan bicara sangat umum ditemui dalam percakapan antardialek atau bahkan antarbahasa yang berdekatan.

Orang seringkali melakukan hal ini kala berkomunikasi dengan teman Indonesia atau Malaysia yang berbeda dialek, baik secara lisan maupun tulisan.

Dikutip Lensa Banyumas dari akun Yamda Juwono, Dalam kajian sosiolinguistik, ada fenomena yang diistilahkan dengan dialect leveling.Istilah ini secara umum merujuk pada proses pengurangan perbedaan antarragam cakapan (bahasa/dialek).

Dalam jangka panjang, penyeragaman atau pembakuan bahasa merupakan hasil akhir dari dialect levelling. Tapi dalam konteks pertanyaan ini, sepertinya yang dimaksud adalah dialect leveling dalam jangka pendek, spontan dan situasional, antarpenutur yang belum lama saling kenal.

Dialect leveling berbeda dengan alih kode (code-switching). Alih kode merupakan fenomena yang secara alami dapat ditemui pada penutur yang mendapat eksposur dua atau lebih ragam cakapan dalam waktu lama.

Sedangkan dialect levelling timbul karena adanya usaha (secara sadar ataupun tidak) bagi penutur sebuah bahasa/dialek untuk membuat dirinya dipahami oleh lawan bicaranya yang berbeda ragam cakapan.

Dalam teori akomodasi komunikasi, dialect leveling dianggap sebagai bentuk konvergensi; strategi komunikasi yang dilakukan ketika seseorang berusaha untuk menyesuaikan diri secara sosial dengan lawan bicaranya.

Semakin keras usahanya untuk menyesuaikan diri, semakin tinggi pula intensitas konvergensinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi konvergensi adalah ketertarikan pribadi, sejarah interaksi sebelumnya, kemungkinan interaksi berikutnya, status sosial lawan bicara, dan norma sosial setempat.

Seringkali, proses ini asimetris, seseorang dengan status sosial yang lebih rendah mungkin akan berusaha mengikuti gaya bahasa lawan bicara yang statusnya lebih tinggi.

Seseorang dari daerah yang diwawancarai oleh TV nasional akan berusaha sebisa mungkin berbicara dalam bahasa Indonesia baku. Semua ini juga termasuk dialect leveling.

Halaman:

Editor: Cokie Sutrisno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini