Fenomena Duck Syndrome, Penyakit Apa Bukan Ya? Ini Penjelasan Pakar Psikologi

- 1 Februari 2022, 17:30 WIB
Fenomena Duck Syndrome, penyakit atau bukan? / pixels / Aidan Jarrett
Fenomena Duck Syndrome, penyakit atau bukan? / pixels / Aidan Jarrett /

LENSA BANYUMAS - Jika anda merasa berpura-pura bahagia meskipun sedang tertekan., padahal suasana hati sedang banyak masalah.

Tapi anda tidak mau orang tahu anda sedang mengalaminya. Bisa jadi anda sedang mengalami yang namanya "Duck syndrome".

Lalu apa seh sebenarnya "Duck syndrome "itu?.

Seorang Pakar Psikologi Universitas Airlangga, Margaretha Rehulina mengungkapkan bahwa istilah “Duck syndrome” tidak ada di Dunia kesehatan.

Baca Juga: Keren, ATF 2023 Diserahkan ke Indonesia, Sandiaga: Berkat Hal ini

Namun, istilah ini hanya untuk menjelaskan fenomena yang sedang terjadi saat ini.

Istilah ini pertama kali mencuat oleh seorang mahasiswa Universitas Stanford yang mencetuskan nama "Duck syndrome" yang mengomentari fenomena ini.

Mengapa disebut dengan “duck?”.

Hal ini dianalogikan seperti bebek yang sedang berenang. Jika bebek sedang berenang, kaki bebek akan berusaha mengayuh kakinya di dalam air.

Sedangkan, tubuh bebek tetap tenang. Maka dari itu, ini menggambarkan dengan kondisi seseorang yang memiliki gangguan kecemasan (anxiety disorder) namun tetap bersikap tenang.

Sebenarnya apa sih penyebabnya?

Dirangkum Lensa Banyumas.Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber, penyebabnya ada bermacam-macam, yaitu antara lain:

 

1. Tuntutan akademik.

Misalnya ketika kita baru saja lulus SMA, lalu kita memutuskan untuk merantau untuk kuliah. Usia muda inilah yang sebenarnya rentan untuk mengalami “Duck Syndrome”.

 

2. Biasanya seseorang yang perfeksionis akan lebih menutupi kekurangannya dengan penampilan ataupun bersikap seolah olah tidak terjadi apa apa dalam dirinya. Padahal batinnya menyimpan suatu masalah. Dan yang ditampilkan hal hal yang perfect.

 

3. Espektasi keluarga yang terlalu tinggi kepada anaknya.

 

4. Pola asuh yang kurang tepat dari orangtua, seperti over protektif.

 

5. Self esteem yang rendah,

 

6. Adanya trauma masa lalu.

 

Seperti yang dikutip di dalam instagram @Line Today,  Duck Syndrom sendiri memiliki 3 jenis, yaitu:

 

1. Tidak jujur pada diri sendiri.

Jenis Duck Syndrome ini adalah ciri seseorang yang ingin terlihat sukses di layar media social. Ia rela berhutang dan bekerja keras demi ingin terlihat sukses di media social. Yuk, kita harus jujur sama diri sendiri!

 

2. Struggle alone.

Ciri-ciri seseorang dengan “struggle alone” adalah ia selalu memendam perasaannya dan dia sulit untuk terbuka dengan orang lain. Ia selalu terlihat baik-baik saja meskipun sedang diterpa banyak masalah.

 

3. Menipu diri sendiri untuk terlihat sukses.

Dalam kondisi ini, ia menunjukkan seolah-olah dirinya berhasil.

Padahal kenyataannya, ia sudah kewalahan untuk menghadapi itu semua dan merasa sudah di luar kemampuannya.

Hal ini dikarenakan seseorang terus membandingkan dirinya dengan orang lain.

Bagaimana cara mengatasi Duck syndrome itu sendiri? Ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan jika sedang mengalami fase “Duck syndrome”, di antaranya adalah:

 

1. Belajar untuk self love. Self love itu bukan egois, kita harus pedulikan kesehatan mental kita.

2. Lakukan pola hidup sehat

3. Luangkan waktu

4. Harus mengenali kapasitas diri dalam melakukan suatu hal

5. Sesekali kita lakukan rest socmed

6. Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain

7. Lakukan konseling dengan psikolog

Itulah penjelasan tetang fenomena yang dinamakan Duck syndrome.

Apakah ada di antara kalian yang ada yang mengalaminya? Semoga dapat membantu anda mengatasinya. ***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini