Pemerintah AS mengatakan pihaknya berhubungan dekat dengan mitra dan sekutu, serta dengan negara-negara seperti China, untuk mencoba meyakinkan Pejabat Myanmar meredakan respon tangan besi mereka terhadap aksi protes tersebut.
“Penahanan jurnalis, penargetan jurnalis dan pembangkang tentunya merupakan sesuatu yang menjadi perhatian besar presiden, menteri luar negeri dan setiap anggota pemerintahan kita,” kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki seperti dikutip Lensa Banyumas-Pikiran Rakyat.com dari kanal TV France24.
Juru Bicara Deplu AS, Ned Price mengungkapkan pemerintah "sangat sedih" dengan laporan kematian dalam tindakan keras terhadap para pengunjuk rasa.
“Peningkatan kekerasan terbaru ini menunjukkan fakta bahwa junta sama sekali tidak menghargai rakyatnya sendiri. Kami sangat prihatin dengan meningkatnya serangan dan penangkapan jurnalis,” katanya.
Untuk itu, AS meminta junta militer membebaskan dan menghentikan intimidasi terhadap pengunjuk rasa.
"Kami menyerukan kepada militer untuk segera membebaskan orang-orang ini dan menghentikan intimidasi dan pelecehan mereka terhadap media dan orang lain yang ditahan secara tidak adil karena tidak melakukan apa pun selain pekerjaan mereka, karena tidak melakukan apa pun selain menjalankan hak universal mereka," tegasnya.***