Network
LENSA BANYUMAS - Gencatan senjata yang dimediasi Mesir antara Israel dan Hamas, dimulai pada Jumat 21 Mei 2021.
Tetapi demikian, Hamas memperingatkan, pihaknya masih masih menyiagakan tangan di pelatuk dan menuntut Israel mengakhiri kekerasan di Yerusalem.
Selain itu, Hamas juga menuntut untuk mengatasi kerusakan di Jalur Gaza setelah pertempuran terburuk dalam beberapa tahun.
Baca Juga: Serangan Udara Israel Tewaskan Petinggi Hamas dan 33 Warga Palestina
Sebagaimana dikutip dari Reuters, Presiden AS, Joe Biden, berjanji menyelamatkan Gaza yang hancur. Pemboman udara di daerah padat penduduk itu, menewaskan 232 warga Palestina, sementara serangan roket menewaskan 12 orang di Israel selama konflik tersebut.
Warga Palestina, banyak di antaranya telah menghabiskan 11 hari meringkuk karena takut akan penembakan Israel, membanjiri jalan-jalan Gaza. Pengeras suara masjid merayakan "kemenangan perlawanan yang diraih atas Pendudukan (Israel)".
Mobil yang melintas di sekitar Sheikh Jarrah Yerusalem Timur, saat fajar mengibarkan bendera Palestina dan membunyikan klakson, menggemakan adegan perayaan di Gaza.
Dalam hitungan mundur ke gencatan senjata pukul 2 pagi (23.00 GMT Kamis), serangan roket Palestina berlanjut dan Israel melakukan setidaknya satu serangan udara.
Masing-masing pihak mengatakan, siap membalas setiap pelanggaran gencatan senjata oleh pihak lain. Kairo mengatakan, akan mengirim dua delegasi untuk memantau gencatan senjata.
Kekerasan meletus pada 10 Mei, dipicu oleh kemarahan warga Palestina atas apa yang mereka lihat sebagai pembatasan hak-hak mereka di Yerusalem, termasuk selama konfrontasi polisi dengan pengunjuk rasa di masjid Al-Aqsa selama bulan puasa Ramadhan.
