Bakal Calon Rektor Unsoed Terdapat Lima Orang Pendaftar Dan Salah Satunya Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto

- 1 Januari 2022, 11:19 WIB
Salah satu bakal calon Rektor Unsoed periode 2022-2026 Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto Guru Besar Fakultas Pertanian Unsoed.
Salah satu bakal calon Rektor Unsoed periode 2022-2026 Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto Guru Besar Fakultas Pertanian Unsoed. /Rama Prasetyo Winoto/

Dan majunya ke bursa pemilihan Rektor Unsoed, karena dorongan berbagai pihak dan juga pengalaman yang ia miliki dalam manajerial dan kepemimpinan selama berkiprah di internal maupun eksternal.

Selain itu Prof Totok Agung maju juga karena kepedulian dan komitmen terhadap kemajuan lembaga serta jejaring yang luas baik di tingkat regional, nasional maupun internasional.

 

Terkait tema yang diusungnya dalam bursa pemilihan Rektor Unsoed yaitu Prima Tri Dharma, Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto menjelaskan sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Jawa Tengah bagian selatan, Unsoed sangat berpotensi menjadi universitas yang besar dan maju dengan segala keunikan dan keunggulannya jika terkelola dengan baik.

"PRIMA merupakan akronim dari Prestasi, Revitalisasi, Inovasi, Mutu, dan Akuntabel. Ouput dari pelaksanaan “PRIMA Tri Dharma” adalah UNSOED yang “diakui” sesuai dengan milestone Renstra 2023-2026," terang pria kelahiran yang sama dengan kelahiran Unsoed yaitu 23 September 1963 itu.

 

Prof Totok sapaan akrabnya merinci bahwa ukuran “diakui” adalah prestasi dalam bentuk capaian bench-marking atau perankingan pada taraf nasional maupun internasional yang berdampak terhadap dihasilkannya lulusan yang semakin mampu berkiprah di dunia kerja dan usaha.

"Kemudian fasilitasi dan apresiasi kinerja yang semakin memadai bagi sivitas akademika serta kontrbusi yang semakin luas dan nyata dalam memecahkan berbagai permasalahan di masyarakat, baik skala lokal, nasional, maupun internasional," urai dia.

ia mengaku satu-satunya Bakal Calon Rektor Unsoed yang sudah pernah mengikuti pendidikan Lemhannas.

"Pengalaman ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi paham radikalisme yang sekarang ditengarai banyak menyusup di berbagai perguruan tinggi yang beresiko menyebabkan terjadinya disintegrasi bangsa," ucap Prof Totok.

Halaman:

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Lensa Banyumas


Tags

Artikel Pilihan

Terkini