Network
LENSA BANYUMAS - Pada hari ini 14 Februari, 74 tahun lalu, Belanda mengumumkan tidak lagi terikat dengan Perjanjian Renville sehingga meletuslah serangan Belanda ke wilayah Republik Indonesia yang dikenal dengan Agresi militer Belanda II.
Siapakah tokoh yang mengumumkan hal itu?
Dalam akun IG resmi Arsip Nasional RI mengunggah tokoh dibalik pengumuman tersebut.
Tokoh ini adalah Louis Joseph Maria Beel yang diangkat menjadi Wakil Tinggi Makhota Belanda pada 29 Oktober 1948 dan berkedudukan di Jakarta.
Ia menggantikan pejabat sebelumnya yaitu Hubertus Van Mook.
Beel dalam siaran radionya pada 19 Desember 1948, menyampaikan bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan Perjanjian Renville.
"Pidato ini bersamaan dengan serangan militer Belanda ke wilayah Republik termasuk di dalamnya Ibu Kota Yogyakarta, aksi ini dikenal sebagai Agresi militer Belanda II," tulis akun IG arsip nasional itu.
Agresi ini mendapat kecaman dari dunia internasional.
Karena itu, Dewan Keamanan PBB pada 28 Januari 1949 mengeluarkan Resolusi nomor 67 yang berisi antara lain perintah penghentian operasi militer Belanda, dorongan untuk kembali ke meja perundingan, dan pembebasan tahanan politik.
Pada 2 Juni 1949 Louis Beel mengundurkan diri dari jabatan Wakil Tinggi Mahkota Belanda dan digantikan oleh AHJ Lovink.
Dalam unggahan itu menampilkan foto saat Louis Beel sedang berada di dalam pesawat untuk konsultasi dengan kabinet Belanda membahas Agresi militer Belanda II pada 14 Februari 1949.***
