Baca Juga: Virus Corona ; 24 Jam Brazil Sumbang 42 Ribu Kasus Covid-19 Baru
Sementara itu, Mbah Tarso mengaku telah mendapat izin dari pemilik kebun untuk membangun gubuk yang telah dihuni selama 5 tahun bersama istrinya.
"Saya dipersilakan untuk tinggal di sini sekalian untuk jaga kebun, bikin gubuk seadanya. Sebelumnya, saya hidupnya mengontrak tanah,dan dibangun rumah kayu, tapi karena sudah tidak punya uang yang cukup, saya tidak bisa melanjutkan kontrak tanah, jadi pindah ke sini," katanya.
Kendati demikian, dia mengakui tinggal di gubuk kecil itu tidaklah nyaman karena sangat terasa dingin pada malam hari dan ketika terjadi hujan dapat dipastikan kebanjiran. Sementara untuk penerangan pada malam hari, dia hanya mengandalkan lilin.
Baca Juga: Angka Konsumerisme dengan Kredit Digital di Indonesia Naik Tajam
Baca Juga: Sinopsis Film Point Break (2015) Tayang Malam Ini 10 Juli 2020 di Bioskop Trans TV
Dia mengatakan usia sebenarnya 90 tahun namun di dalam kartu tanda penduduk (KTP) dimudakan 20 tahun sehingga tercantum 70 tahun,
"Ya, ini saya sudah tua, saudara saya sudah tidak ada, saya pernah merasakan zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Saya dulu ikut kerja rodi pada saat usia 12 tahun, dan dari 50 orang yang saat itu ikut kerja rodi, hanya 3 orang yang selamat dari kematian pada saat bekerja, salah satunya saya," katanya.
Terkait dengan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup, dia mengaku hanya mengandalkan hasil dari memancing di sungai yang sebagian hasilnya dijual dan sebagian untuk dimakan.
Baca Juga: Liga Belanda September, Penonton Boleh Masuk Stadion