Nestle Berencana Dukung Transisi Ke Sistem Pangan Regeneratif

16 September 2021, 18:02 WIB
Nestle berencana untuk mendukung transisi ke sistem pangan regeneratif. / Nestle /

LENSA BANYUMAS -  Untuk melindungi dan memulihkan lingkungan, meningkatkan penghidupan petani dan meningkatkan kesejahteraan komunitas petani, Nestle berencana mendukung dan mempercepat transisi ke sistem pangan regeneratif. 

Dalam hal ini Nestle akan bekerja dengan para mitra sistem pangannya, termasuk jaringan perusahaan yang terdiri dari lebih dari 500 ribu petani dan 150 ribu pemasok, untuk mmemajukan praktik pertanian regeneratif di pusat sistem pangan.

Sebagai bagian dari perjalanan ini, perusahaan juga akan memulai program baru untuk membantu mengatasi tantangan sosial dan ekonomi di transisi tersebut.

Baca Juga: Sektor Perunggasan Sekarat, HKTI Desak Pemerintah Segera Turun Tangan

Pengumuman ini dilakukan menjelang UN Food Systems Summit di New York, sebagai bagian dari kontribusi Nestle untuk membantu pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2030.

Hal Ini juga merupakan tanggapan terhadap laporan terbaru United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change, yang melaporkan semakin memburuknya krisis iklim. 

“Kami mengerti bahwa pertanian regeneratif memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan tanah, memulihkan siklus air dan meningkatkan keanekaragaman hayati untuk jangka panjang,” kata Paul Bulcke, Chairman Nestle dalam rilisnya yang diterima redaksi Lensa Banyumas-PIKIRAN RAKYAT.com, hari Kamis 16 Agustus 2021.

Nestle berencana untuk mendukung transisi ke sistem pangan regeneratif. / Nestle

Dan hasil ini menurut Paul Bulcke, membentuk fondasi produksi pangan berkelanjutan, dan yang terpenting, juga berkontribusi untuk mencapai target ambisius iklim pihaknya. 

Nestle adalah penandatangan komitmen 'UN Business Ambition for 1.5°C’ dan merupakan salah satu perusahaan pertama yang menyampaikan rencana iklimnya yang terperinci dan terikat waktu pada Desember 2020.

Perusahaan, kata Paul Bulcke tengah melakukan upaya-upaya untuk mengurangi separuh emisinya pada 2030 dan mencapai net-zero emisi karbon pada 2050.

“Melalui kemitraan jangka panjang kami dengan komunitas petani di seluruh dunia, kami ingin meningkatkan dukungan kami untuk praktik- praktik pertanian yang baik bagi lingkungan dan baik bagi manusia,” ujar Mark Schneider, CEO Nestle.

Dalam semangat melakukan transisi yang adil, kata Mark Schneider, sangat penting bagi pihaknya untuk mendukung para petani di seluruh dunia yang mengambil berbagai risiko dan biaya terkait dengan gerakan menuju pertanian regeneratif. 

Nestle menginvestasikan CHF 1,2 miliar selama lima tahun ke depan untuk mendukung pertanian regeneratif di seluruh rantai pasok perusahaan, menggunakan upaya utama untuk membantu petani mengadopsi praktik regeneratif, seperti penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian mutakhir dan bantuan untuk proyek percontohan untuk menguji dan mempelajari cara terbaik memajukan pertanian regeneratif. 

Hari ini, kata Mark, Nestle menyampaikan praktik-praktik pertanian regeneratif terpenting yang perusahaan ingin promosikan.

Di antaranya, peningkatan keanekaragaman hayati, konservasi tanah, regenerasi siklus air dan integrasi ternak.

Sektor pertanian menyumbang hampir dua pertiga dari total emisi gas rumah kaca Nestle, dengan susu dan peternakan menyumbang sekitar setengahnya.

Di peternakan sapi perah misalnya, Nestle sedang melakukan penilaian sains dan teknologi mutakhir untuk mengurangi emisi pada tingkat peternakan.

Perusahaan akan mulai bekerja dengan 30 peternakan sapi perah referensi di 12 negara untuk menguji praktik-praktik pertanian yang berskala, ramah iklim, dan regeneratif yang membantu mencapai emisi net-zero gas rumah kaca.

Nestle uga bekerja sama dengan para petani untuk memilih dan membudidayakan varietas kacang-kacangan yang bergizi dan lezat untuk digunakan sebagai alternatif susu.

Informasi lebih lanjut tentang pendekatan Nestle tersedia secara daring di sini. 

Di Indonesia, tim AgriService Nestle memanfaatkan pengetahuan lokal untuk mengembangkan dua model tumpang sari kopi yang memperkuat penghidupan petani kecil dan meningkatkan kualitas bentang alam kebun kopi di Sumatera.

Untuk lima tahun ke depan, Tim AgriService mempromosikan tumpang sari kopi sebagai model praktik pertanian regeneratif untuk mencapai target Net Zero Nestle. 

Mendukung komunitas pertanian melalui pendapatan memadai yang baru dan program kaum muda. 

Pertanian regeneratif berkontribusi pada sistem pangan regeneratif, yang harus adil dan transparan bagi semua peserta.

Ia juga menyebutkan Nestle berkomitmen untuk mendukung peningkatan dan diversifikasi pendapatan petani melalui program keberlanjutannya.

Lebih jauh, Nestle akan menerapkan program pendapatan memadai yang baru bagi petani di rantai nilainya untuk membuat pertanian lebih menarik.

"Akhir tahun ini, Nestle akan mengumumkan rencana khusus untuk rantai pasok kopi dan kakaonya," ungkap Mark Schneider. 

Untuk mendukung kaum muda yang bersemangat bertani, Nestle meluncurkan platform pelatihan baru pada bulan November untuk menarik dan melatih generasi petani berikutnya. 

Pelatihan tersebut akan berfokus pada praktik-praktik pertanian regeneratif dan meningkatkan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim bagi lebih dari 40 ribu petani yang berpartisipasi dalam salah satu program agripreneurship kami. 

"Upaya regenerasi Nestle diluncurkan di bawah payung “Generation Regeneration” yang berfokus pada para petani, kaum muda, konsumen, dan para karyawannya sendiri," pungkasnya.***

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Nestle

Tags

Terkini

Terpopuler