Ini Babak Baru Kerjasama Statistik, BPS Ingin Perdalam Ilmu Statistik Australia

- 18 Februari 2021, 10:58 WIB
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto. /twiitter@bps_statistic

LENSA BANYUMAS - Babak baru kerjasama BPS (Badan Pusat Statistik) dan ABS (Australian Bureau of Statistics) dimulai. Kerjasama yang sudah berlangsung selama 20 tahun itu menjadi bentuk pengakuan hubungan kemitraan antara Indonesia – Australia dalam bidang statistik. Dan pada Rabu, 17 Februari 2021, kedua belah pihak bertemu secara virtual membahas keberlanjutan hubungan itu.

Dalam acara yang bertajuk Opening Meeting ABS-BPS Statistical Capability Building Partnership (ABS-BPS Program Planning for 2021-2022), Kepala BPS Kecuk Suhariyanto didampingi jajaran pimpinan dan Kepala ABS David Gruen beserta jajaran berdiskusi membahas rancangan kerja sama selanjutnya.

Dikutip lensabanyumas.pikiran-rakyat.com dari twitter@bps_statistic, David Gruen yang mengenakan jaket Sensus Penduduk Indonesia menyampaikan sejumlah hal terkait pentingnya kerjasama tersebut. Menurutnya, Indonesia merupakan mitra penting dan strategis bagi Australia. Oleh karenanya, ia menyambut baik rencana Pemerintah Indonesia yang dipercaya untuk menyelenggarakan pertemuan G-20 di tahun 2022.

Baca Juga: Dengan Program Desa Cantik, BPS Wonosobo Ingin Pemutakhiran Data Desa Lebih Optimal

Sementara di tengah suasana pandemic Covid-19, ABS tetap berupaya untuk beradaptasi secara cepat dan tetap menjadi mitra bagi pemerintah khususnya dalam penyediaan data yang berkualitas.Begitu pula, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto yang memaparkan berbagai penyesuaian proses bisnis kegiatan statistik pada Pandemi Covid-19 ini. Dia menyinggung tentang optimalisasi teknologi informasi dan mekanisme work from home. “Langkah ini membuka kesempatan baru dan inovasi terhadap metode pengumpulan data indikator-indikator strategis, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, kemiskinan, GINI ratio, IPM, dan ketenagakerjaan,” terang dia.

Termasuk didalamnya adalah pelaksanaan Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19 dan penggunaan Big Data. Dia sempat menyampaikan mengenai keinginannya untuk mempelajari berbagai hal terkait statistik bersama ABS. Mulai dari diseminasi hasil survei secara online, Big Data untuk menghasilkan official statistics, optimalisasi jarak jauh, pelaksanaan WFH dan mengatasi masalah generation gap di kantor. Kerjasama kedua lembaga statistik itu diharapkan semakin mempererat hubungan Indonesia – Australia.***

Editor: Ady Purwadi

Sumber: Twitter@bps_statistic


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah