Apa itu Maisyah dan Bagaimana Mendapatkannya Sesuai yang Dicontohkan Rasulullah?

22 Maret 2021, 20:42 WIB
Ilustrasi mencari maisyah dengan berdagang /Pixabay/Pexels

 

LENSA BANYUMAS - Masalah rezeki merupakan salah satu perkara yang banyak menyita perhatian manusia, sehingga ada sebagian yang menjadi budak dunia. 

 

Bahkan lebih parah lagi, sebagian besar umat Islam memandang bahwa berpegang dengan ajaran Islam akan menyempitkan peluang dalam mengais rezeki.

 

Padahal Allah azza wa jalla mensyariatkan agamaNya bukan hanya sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam perkara akhirat saja, tetapi sekaligus menjadi pedoman sukses di dunia juga, seperti doa yang sering dipanjatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : 

Baca Juga: Bulan Sya'ban, Momentum Amalan Tahunan Diangkat Kepada Allah Azza Wa Jalla

"Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan jagalah kami dari siksa api neraka". [Al Baqarah:201]

 

Oleh karenanya, kepribadian seorang Muslim dalam mencari maisyah-pun sudah dijelaskan dalam syariat . Maisyah sendiri dalam bahasa arab berarti penghidupan bersumber dari yang halal. 

 

Hal itu telah dicontohkan oleh para nabi. Menurut riwayat Ibnu Abbas, Nabi Daud bekerja sebagai pandai besi, Nabi Adam petani, Nabi Nuh tukang kayu, Nabi Idris penjahit, dan Nabi Musa penggembala. Demikian pula contoh yang dipraktikkan oleh para ulama salaf, terutama Rasulullah dan para sahabatnya.

Baca Juga: Ucapan MasyaAllah Tabarakallah dan Jawabannya. Umat Islam Wajib Tahu.

Islam telah memberikan solusi tuntas dan mengajarkan etika cara sukses mengais rezeki, membukakan pintu kemakmuran dan keberkahan.

Ilustrasi mencari maisyah dengan menjadi nelayan Dangquangn

 Kegiatan usaha dalam kaca mata Islam memiliki kode etik dan aturan, jauh dari sifat tamak dan serakah, sehingga mampu membentuk sebuah usaha yang menjadi pondasi masyarakat madani.

 

Pada dasarnya kewajiban memberi nafkah untuk anak dan isteri ada di pihak suami. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Alquran.

 

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain , dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka."(QS.an-Nisa: 34)

Baca Juga: 8 Manfaat Minum Air Kelapa, Salah Satunya Turunkan Resiko Penyakit Jantung

Jadi, kewajiban suamilah untuk berusaha, bekerja dalam mencari maisyah guna memenuhi kebutuhan keluarganya, terutama kebutuhan mendasar yang berupa makanan, pakaian, dan tempat tinggal. 

 

Persoalan seorang istri lebih kaya dari suami atau isteri mempunyai penghasilan lebih tidak membuat posisi qawam dan kewajiban memberi nafkah berpindah kepada isteri. Namun ia tetap menjadi tugas suami. 

Baca Juga: Waspada, Ini 7 Ciri-ciri Buah yang Mengandung Bahan Kimia Berbahaya, Kenali Sebelum Dikonsumsi!

Bahkan secara umum, dalam dunia hewanpun yang jantanlah yang selalu mencarikan makan untuk betina dan anak-anaknya.

 

Karena itu, dalam hal ini seorang wanita atau isteri berhak untuk tidak mengeluarkan uang sedikitpun untuk membantu suami. Sebab Islam memang memberikan posisi dan jaminan kepada para wanita untuk memiliki sendiri harta benda yang dia dapatkan. Harta itu menjadi hak milik sepenuhnya yang tidak bisa begitu saja diminta oleh suaminya.

 

Meski demikian seorang istri juga boleh dan berhak membantu suami dalam memenuhi tuntutan hidupnya dan keluarganya. Bila hak itu yang dilakukan, tidak ada seorang pun yang boleh menolak atau mencegahnya.

 

Dari penjelasan diatas, didapat kesimpulan jika seorang Muslim tidak boleh menghalalkan segala cara dalam mengais rezeki, lantaran demi mengejar keuntungan semu yang memikat serta menggiurkan.

Baca Juga: Mau Main Balance Bike? Ayah Bunda Wajib Perhatikan Ini Sebelum Membeli

Harta yang bersih dan halal sangat berpengaruh positif pada gaya hidup dan perilaku manusia, bahkan menentukan diterimanya ibadah dan terkabulnya doa. 

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (artinya) : 

 

“Wahai, manusia! Sesungguhnya Allah Maha Bersih, tidak menerima kecuali yang bersih. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman seperti memerintahkan kepada para utusanNya, 

 

maka Allah berfirman: Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. [Al Mukminun : 51]. 

Baca Juga: Balance Bike, Cara Seru Melatih Tumbuh Kembang Anak. Ini Manfaatnya

Dan Allah juga berfirman (artinya) : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik, yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah”. [Al Baqarah : 172].***

 

Editor: Rare

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler