Untuk Apa Uni Emirat Arab Berambisi Luncurkan Roket ke Mars?

20 Juli 2020, 13:17 WIB
Peluncuran roket Hope UEA / Youtube Video from Space /

Lensa Banyumas - Sebuah video memperlihatkan peluncuran roket Hope milik Uni Emirat Arab (UEA) di Pusat Antariksa Tanegashima, Jepang.

Roket misi ke Mars UEA tersebut dikirim Senin 20 Juli 2020 pukul 01.58 waktu UEA atau 06.58 waktu Jepang. Peluncuran dilakukan bersamaan dengan Probe milik Jepang.

Diperkirakan roket akan sampai di Mars dalam tujuh bulan, persis saat negara padang pasir itu merayakan ulang tahunnya.

Lalu untuk apa UEA, negara penghasil minyak terbesar di dunia itu ambisius mengirimkan roket ke Mars?

Baca Juga: Allegiant : Kisah Perjuangan Tris dan Four Keluar Tembok Kota untuk Memecahkan Rahasia Besar

Selain untuk mengembangkan teknologinya dan tak mau lagi bergantung pada minyak, roket yang dikirim UEA memiliki misi jauh lebih baik ketimbang misi yang dijalankan negara lain seperti Amerika Serikat.

Anggota tim sains, Bruce Jakosky mengatakan pesawat ruang angkasa UEA akan menemukan jawaban paling lengkap terkait planet merah.

Pesawat ruang angkasa Hope, akan mengukur iklim dan atmosfer Mars sehingga membantu para ilmuwan melacak masa lalu alias kehidupan kuno di planet yang paling dekat dengan bumi tersebut.

Dari penelusuran yang dilakukan Hope, ilmuwan akan diberi gambaran bahwa Mars memang layak dihuni atau tidak.

Baca Juga: Kabar Duka, Sastrawan Indonesia Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia

Misi yang menghabiskan dana Rp 2,7 triliun ini akan menangkap dan menentukan kenyataan yang terjadi di bawah atmosfer Mars; bagaimana energi, debu, gas bergerak melalui atmosfer bawah ke atmosfer atas.

Hope dan Probe memiliki instrumen atau peralatan yang mampu mendeteksi keberadaan dan mengumpulkan data sekaligus tentang cuaca, atmosfer, dan air yang terjadi setiap hari dan musiman.

Ada tiga instrumen yang ada di pesawat dengan kecepatan 121.000 kilometer per jam itu.

Ialah Emirates eXploration Imager (EXI) yakni kamera multi-panjang yang akan menangkap gambar permukaan Mars.

Ia akan mengamati awan debu yang terbentuk di planet merah dan mengukur distribusi awan es air di atmosfer.

Kedua yakni Emirates Mars Infrared Spectrometer (EMIRS). Alat ini untuk mengukur kondisi atmosfer lebih rendah di antaranya debu, cuaca, uap air, dan awan serta suhu.

Ketiga yakni Emirates Mars Ultraviolet Spectrometer (EMUS) yang mengukur atmoster teratas Mars. Alat ini menggunakan gelombang ultraviolet selama bekerja juga menentukan distribusi monoksida dan oksigen.

Selain misi UEA, ada delapan misi aktif lain yang saat ini sedang dan akan menjelajahi Mars di antaranya milik China dan Amerika.

Belum lagi yang sedang direncanakan oleh beberapa negara yang diperkirakan akan mengorbit di atmosfer Mars tahun depan.

Misi ke Mars ini diumumkan UEA pertama kali pada 2014 kemudian membentuk program antariksa Nasional pada 2017. Program ini menginginkan kebangkitan warga UEA dalam bidang teknologi yang selama ini masih dilakukan oleh mayoritas pendatang.

Negara 9,7 juta jiwa ini memiliki misi jangka panjang untuk menyelesaikannya hingga 2117. Mereka terus menjalin kerjasama dengan sejumlah negara termasuk AS untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

MBRSC, pusat Antariksa UEA di Dubai akan mengawasi perjalanan pesawat antariksa UEA ke Mars tersebut sejauh 494 juta kilometer. ***

Editor: Agus Riyanto

Tags

Terkini

Terpopuler