Ternyata, China Telah Berupaya Kendalikan Penyebaran Covid 19

- 24 Februari 2021, 11:50 WIB
Seorang pekerja mengenakan masker selama tur media yang diselenggarakan pemerintah di Rumah Sakit Tongji setelah wabah penyakit virus korona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei / REUTERS / ALY SONG
Seorang pekerja mengenakan masker selama tur media yang diselenggarakan pemerintah di Rumah Sakit Tongji setelah wabah penyakit virus korona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei / REUTERS / ALY SONG /

Lensa Banyumas - Sebuah studi baru menunjukkan jumlah kematian di China, tidak termasuk episentrum virus corona di Wuhan, turun sedikit selama tiga bulan pertama tahun 2020.

Studi itu menunjukkan upaya untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 mengurangi kematian akibat penyebab lain.

Para peneliti dari Universitas Oxford dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC), menganalisis data resmi kematian dari 1 Januari hingga 31 Maret tahun lalu terkait perubahan dalam jumlah kematian secara keseluruhan dan penyebab tertentu lainnya. .

Seperti dilansir LensaBanyumas.com dari Reuters hari Rabu 24 Pebruari 2021, hasil temuan para peneliti itu yang diterbitkan hari ini menemukan tingkat kematian di Wuhan, sebuah kota di Cina tengah tempat virus corona yang menyebabkan COVID-19 pertama kali diidentifikasi, mencapai 1.147 per 100 ribu selama periode tersebut, 56% lebih tinggi dari yang biasanya. 

Baca Juga: Supriyono Anggota DPRD Bantul Minta Maaf, Kemarahan Relawan Covid-19 Mereda

Namun, menurut penelitian yang diterbitkan oleh BMJ, di luar Wuhan, tingkat kematian 675 per 100 ribu, atau lebih rendah dari tingkat yang diharapkan yaitu 715, setelah lockdown nasional mengurangi jumlah kematian akibat penyebab lain seperti pneumonia biasa atau kecelakaan lalu lintas.

Sementara, Data resmi dari otoritas medis China menyebutkan total korban tewas COVID-19 di daratan China adalah 4.636, di mana 83,5 persen, atau 3.869 kematian, berada di Wuhan.

Bahkan sebelumnya, China telah menolak klaim bahwa jumlah total kasus dan jumlah kematian akibat COVID-19 kurang dilaporkan.

Sedangkan sebuah studi Amerika tentang layanan kremasi di Wuhan yang dirilis Juni lalu menyebutkan sekitar 36 ribu orang bisa mati, atau 10 kali lipat dari angka resmi.

Halaman:

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

x