Lensa Banyumas - Amerika Serikat melancarkan serangan udara di Suriah pada hari Kamis, dengan target fasilitas dekat perbatasan Irak yang digunakan oleh kelompok milisi yang didukung Iran.
Dilansir Lensa Banyumas-Pikiran Rakyat. com dari France24, Kementerian Pertananan AS Pentagon menyebutkan serangan itu dilakukan sebagai aksi balasan atas serangan roket di Irak awal bulan ini yang menewaskan satu kontraktor sipil dan melukai seorang anggota layanan AS serta pasukan koalisi lainnya.
Serangan udara itu adalah aksi militer pertama yang dilakukan AS dibawah pemerintahan Biden, yang dalam minggu-minggu pertama telah menekankan niatnya untuk lebih fokus pada tantangan yang ditimbulkan oleh China.
Baca Juga: Tiga Bulan Lagi, Uni Eropa Berlakukan Sertifikat Vaksin Covid 19
Meskipun ancaman Timur Tengah masih ada, keputusan Biden untuk menyerang di Suriah tampaknya tidak menandakan niat untuk memperluas keterlibatan militer AS di wilayah tersebut, melainkan untuk menunjukkan keinginan untuk membela pasukan AS di Irak.
"Saya yakin dengan target yang kami kejar, kami tahu apa yang kami capai," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin kepada wartawan yang mendampingi Biden dalam lawatannya dari California ke Washington.
Setelah serangan udara, Menhan Lyod Austin yakin bahwa target itu sama seperti yang digunakan oleh militan Syiah saat melakukan serangan roket pada 15 Pebruari lalu.
Sebelumnya, Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan tindakan AS adalah "tanggapan militer yang proporsional" yang diambil bersama dengan langkah-langkah diplomatik, termasuk konsultasi dengan mitra koalisi.
"Operasi itu mengirimkan pesan yang tidak ambigu: Presiden Biden akan bertindak untuk melindungi personel Amerika dan koalisi," kata Kirby.