Potensi kematian akibat kelaparan di masa pandemi corona ternyata lebih banyak ketimbang yang mati akibat COVID-19 secara langsung.
Baca Juga: Kelabuhi dan Nikahi Gadis, Kopassus Gadungan Berpangkat Mayor Diamankan Polisi
Potensi kematian akibat kelaparan di masa pandemi corona ternyata lebih banyak ketimbang yang mati akibat COVID-19 secara langsung.
Baca Juga: Kelabuhi dan Nikahi Gadis, Kopassus Gadungan Berpangkat Mayor Diamankan Polisi
Sebagai pembanding, Johns Hopkins University mencatat angka kematian akibat COVID-19 harian tertinggi pada 17 April sebanyak 8.890 orang.
Menurut Oxfam, krisis kelaparan di masa pandemi corona terjadi karena beberapa faktor.
Dan ini menjadi tantangan terakhir bagi jutaan orang yang berjuang keras.
Faktor tersebut yakni konflik, perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan sistem pangan yang rusak.
"Sistem pangan ini yang telah mengakibatkan kemiskinkan bagi jutaan produsen dan pekerja pangan," kata Direktur Oxfam, Chema Vera dikutip galamedianews dari CNN.
Berdasarkan data Oxfam, pada 2019 sekitar 821 juta orang lebih tak memiliki cadangan pangan memadai.
Sebanyak 149 juta lebih di antaranya mengalami kelaparan terparah.
Sementara proyeksi saat ini menyebut jumlah yang mengalami kelaparan tingkat krisis mencapai 270 juta pada 2020.
Editor: Agus Riyanto
Sumber: Galamedianews