Lensa Banyumas - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, ingin memanfaatkan data dan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk manajemen krisis kepariwisataan.
Hal itu perlu dilakukan, supaya mampu mempersiapkan antisipasi dalam menghadapi bencana di Tanah Air.
Menurutnya, manajemen krisis bukanlah proses yang konstan tetapi sangat strategis. Sebab, tidak ada yang bisa tahu dengan pasti kapan krisis datang, kapan bencana datang, sebesar apa, dan bagaimana dampaknya.
Baca Juga: Siaga, Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas
"Kita bisa mengantisipasinya, dengan melakukan inovasi pemanfaatan data dan informasi dari BNPB, BMKG, dan instansi lainnya, serta adanya kerja sama untuk beradaptasi dengan bencana yang terjadi," ujar Menparekraf Sandiaga, sebagaimana dirilis Humas Kemenparekraf, Jumat 5 Maret 2021.
Ia menjelaskan, Kemenparekraf memiliki kerangka kerja terkait manajemen krisis mulai dari Fase Kesiapsiagaan dan Mitigasi, Fase Tanggap Darurat, Fase Pemulihan, dan Fase Normalisasi.
"Manajemen krisis diterapkan secara terukur dan sistematis dan dilakukan oleh ekosistem pariwisata yang merespons dan bersiaga dalam menangani bencana di setiap destinasi," jelasnya.
Baca Juga: WNI di Luar Negeri Terkonfirmasi Covid-19, Mencapai 3.690 Orang
Menparekraf mengatakan, penyebab dan skala bencana berbeda-beda. Sehingga bisa direspons dengan cepat, melalui kerangka kerja yang sistematis untuk mempercepat pemulihan hingga normalisasi.
"Bila kita sudah mengetahui langkah antisipasinya, kita juga bisa melibatkan para stakeholders dengan menyiapkan kebutuhan dan sarana dan prasarananya," katanya.