Cobaan hidup hadir lagi dalam kehidupannya.
Suami tercintanya menderita sakit diabetes.
Menjelang tahun 2010 suaminya mulai sering di rumah dan sudah jarang bekerja.
“Cobaan itu berat bagiku. Tahun 2010 dia divonis juga cuci darah. Suamiku tidak mau menjalaninya. Dia lebih memilih pengobatan alternatif di salah satu rumah sakit holistik di Jawa Barat. Pada opname yang kedua kali-nya Tuhan memanggilnya. Hidupku benar-benar hancur,” ucap Neneng dengan tangisnya.
Neneng terus menumpahkan perasaannya.
Dengan tangisnya dia bercerita kalau adik kandungnya tahun 2012 giliran dipanggil Tuhan karena cuci darah juga.
“Tahun 2011 aku juga cuci darah lagi. Cobaan ini berat bagiku,” ujarnya dengan tangis yang sudah tidak terbendung.
Neneng berhenti bercerita.
Tangisnya sungguh mendalam sampai mengunjang pundaknya.
Ingin rasanya aku dekap dia. Membelai kepalanya agar dia terdiam.