Lokasinya benar-benar jauh dari perkotaan.
Di sana ia bisa menikmati sungai dan hutan, melihat orangutan, memandangi jamur-jamur yang menyala di malam hari.
Ia menikmati makan malam di kapal, sambil ditemani begitu banyak kunang-kunang.
“Ketika malam, aku suka naik ke bagian atas boat. Dari atas tak ada polusi cahaya sama sekali. Bintang bertaburan di langit. Pemandangannya bagus banget,"kesan Alex.
4. Eco-friendly traveling sama dengan ecotourism
Karena sama-sama ada kata ‘eco’, dan sama-sama mengandung unsur wisata, maka tak sedikit yang menyangka bahwa eco-friendly traveling sama dengan ecotourism.
Sebenarnya tidak sama. Eco-friendly traveling lebih pada rasa kepedulian atau tanggung jawab sebagai traveler terhadap lingkungan.
Namun, Diyah melihat ada benang merah di antara keduanya, yaitu sama-sama peduli terhadap alam.
Hanya, caranya saja yang berbeda. Ia mencontohkan perilaku eco-friendly traveling.
Ketika kita pergi dengan pesawat, artinya ada jejak karbon yang cukup besar.