Ade menyebutkan,, teksturnya konon dianggap seperti pentil alias karet ban sepeda.
"Makanya dinamakan demikian. O ya, lafal e pada pentil ini sama dengan e pada kata bebek ya," ujar wanita kelahiran 29 Maret 1979 itu.
Bahkan Mi Pentil yang ia santap dengan burung puyuh bacem yang juga dibelinya di Pasar Bantul, cocok sambalnya yang minimalis (hanya lombok dan garam).
"Ternyata memang tepat fungsinya di sana menonjolkan kesederhanaan yang ngangenin," imbuh Ade Putri Paramadita.***