Tili’aya, kata Zahra, merupakan makanan manis serupa Srikoyo dari Padang.
Dia menyebutkan, ada sejumlah makanan khas Gorontalo yang kini mulai sulit ditemukan, salah satunya adalah Milu Siram Pulo atau Binde Biluhuta yang menggunakan bahan dasar jagung pulut (binde pulu).
Jagung jenis ini sulit didapatkan, karena banyak petani lebih suka menanam jagung kuning hibrida.
Menurutnya, jagung pulut hanya bisa didapatkan di desa-desa tertentu saja.
Karena itu, ia senang sekali ketika Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) bekerja sama dengan sejumlah restoran untuk mengangkat Milu Siram Pulo.
Kabupaten Gorontalo menjadi salah satu anggota asosiasi pemerintah kabupaten LTKL, sehingga asosiasi ini membantu kabupaten anggotanya untuk melakukan kampanye terkait bahan pangan lokal.
Milu Siram Pulo sendiri merupakan makanan yang masih sangat mungkin dihidupkan, karena jagung putih masih ada, belum punah.
”Yang harus diperhatikan adalah mencari cara meningkatkan semangat petani untuk tanam jagung putih dan jagung kuning lokal Gorontalo. Selama ini ketergantungan terhadap jagung hibrida terbilang tinggi. Para petani perlu didorong untuk menanam varietas lokal,” kata Zahra, yang mendalami ilmu pangan.
Sementara itu, Seto mengamati pentingnya promosi yang terus-menerus, karena cara itu yang paling efektif.