Network
LENSA BANYUMAS- PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kabupaten Banyumas angkat bicara terkait kebijakan pelarangan bus pariwisata naik ke terminal atas Baturraden.
Andri Susanto, Bidang Advokasi dan Perlindungan Hukum PHRI Banyumas mengatakan penerapan kebijakan ini terkesan terburu-buru tanpa memberikan solusinya.
"Harusnya pemerintah tidak buru-buru memasang rambu-rambu pelarangan bus pariwisata ini sebelum dikaji lebih mendalam. Sebelum penerapan kebijakan ini semestinya mengajak diskusi berbagai pihak, seperti aliansi pariwisata. Sementara yang dilakukan hanya sebatas sosialisasi, bukan diskusi," ujar Andri saat ditemui pada Jumat, 8 Desember 2023.
Kebijakan ini sudah terlanjur diterapkan, namun solusi dilarangnya bus pariwisata naik ke terminal atas Baturraden pun belum ada. Menurut Andri, setidaknya Pemerintah Daerah bisa memberikan kendaraan pengganti sementara sampai pengadaan angkutan pariwisata.
"Setidaknya sebelum benar-benar diterapkan, sediakan dulu angkutan pengganti untuk para wisatawan yang berkunjung sampai armada benar-benar dipersiapkan," ujarnya.
Bagaimana Nasib Pariwisata di Banyumas?
Kawasan Baturraden, Kabupaten Banyumas dikenal dengan daya tarik pariwisatanya. Selain itu, juga bisa menarik para investor untuk perbaikan ekonomi daerah melalui destinasi wisata, hotel, restoran, dan sebagainya. Sayangnya, kebijakan ini bisa berpotensi mengurangi minat investor pada bidang pariwisata, perhotelan, dan restoran di Baturraden.
"Kalau hotel dan restoran di sini terdampak, sudah pasti ya. Namun sebenarnya tidak terlalu signifikan, karena yang datang biasanya menggunakan mobil pribadi. Hanya saja dari sekolah atau perusahaan yang mengadakan outbound atau wisata, itu yang menjadi sulit," ujar Andri.
Tujuan dibuatnya destinasi wisata di daerah, tentu saja bukan hanya untuk warga lokal saja, namun warga di luar Kabupaten Banyumas.
