Pendaki Gunung Slamet Meninggal di Pos 5, Diduga Terserang Hipotermia

24 Mei 2021, 21:02 WIB
Jasad pendaki asal Magelang yang berhasil dievakuasi dari Pos 5 ke Puskesmas Karangreja Purbalingga /Dok. Humas Polres Purbalingga/Lensa Banyumas


LENSA BANYUMAS - Seorang pendaki dari Magelang, dilaporkan meninggal dunia di Pos 5 pendakian Gunung Slamet, di wilayah Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Senin 24 Mei 2021.

Jasadnya, sudah berhasil dievakuasi oleh tim SAR dan dibawa ke Puskesmas Karangreja. 

Kapolsek Karangreja, Iptu Catur Subagyo mengatakan, pendaki yang meninggal itu dketahui bernama Sumardi (47) warga Dusun Bojong RT 1 RW 1, Desa Giyanti, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang.

Baca Juga: Ini Linknya, Ada 17.000 Lebih Lowongan Pekerjaan di Jobfair Virtual Ini

Dia melakukan pendakian bersama Azizul Bahtiar Wibowo (16), warga satu desa dengannya.

"Berdasarkan data, keduanya melakukan registrasi di Basecamp Pendakian Pos Bambangan Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Sabtu 22 Mei 2021 sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung melakukan pendakian," kata kapolsek.

Informasi adanya pendaki yang meninggal, diterima petugas di Pos Bambangan, Senin 24 Mei 2021 sekira pukul 05.00 WIB. Kemudian pada pukul 10.00 WIB, tim SAR Gunung Slamet berangkat menuju lokasi untuk melakukan evakuasi.

"Sampai di Puskesmas Karangreja baru sekitar pukul 15.00 WIB," kata kapolsek.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Inafis Polres Purbalingga bersama dokter Puskesmas Karangreja, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. 

"Dari keterangan dokter, diduga penyebab meninggalnya akibat mengalami hipotermia," kata kapolsek.


Azizul Bahtiar Wibowo menceritakan, saat dalam perjalanan dari Pos 5 menuju Pos 6, rekannya Sumardi tiba-tiba jatuh dan tidak sadarkan diri.

Selanjutnya Sumardi dibawa bersama pendaki lain ke Pos 5, sambil dibaringkan dari dari pengecekan sudah tidak ada denyut nadi. Temuan tersebut kemudian dilaporkan ke petugas di basecamp.

Setelah dilakukan pemeriksaan, jenazah pendaki tersebut diserahkan kepada pihak kaluarga untuk dimakamkan di daerah asalnya. Keluarga Sumardi, menerima kejadian tersebut sebagai suatu musibah dan tidak menghendaki dilakukan outopsi.

Editor: Dedy Sudianto

Tags

Terkini

Terpopuler