PVMBG: Kawah Sileri Dieng Masih Berstatus Normal

- 30 April 2021, 11:04 WIB
Kawah Sileri kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah diinformasikan mengalami erupsi freatik. BPBD Banjarnegara imbau langkah antisipasi.
Kawah Sileri kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah diinformasikan mengalami erupsi freatik. BPBD Banjarnegara imbau langkah antisipasi. /ANTARA/HO-BPBD Banjarnegara


LENSA BANYUMAS - Status Kawah Sileri di kompleks gunung api Dieng Banjarnegara masih berstatus normal atau level 1, pasca-erupsi pada Kamis, 29 April 2021, sekitar pukul 18.25 WIB.

Status itu diinformasikan melalui rilis Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Jumat 30 April 2021.

Berdasarkan pengamatan secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung api (PGA) di Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, terpantau aktivitas vulkanik pada dua kawah yakni Kawah Sileri dan Kawah Timbang.

Baca Juga: Erupsi Dieng, Aktifitas Vulkanik Kawah Sileri dan Kawah Timbang Paling Aktif

Selama periode 1 Januari hingga 29 April 2021, Gunung Dieng terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap Kawah Sileri berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal, dengan ketinggian sekitar 1-70 meter dari atas dasar kawah.

Pada 29 April 2021, terjadi erupsi freatik menghasilkan lontaran material 400 meter ke arah selatan berupa batuan dan lumpur. Sementara ke arah timur juga terlontar material batuan hingga 200 meter dan lumpur 300 meter, ke arah barat 200 m berupa lumpur. Tinggi lontaran lumpur tidak teramati, karena terjadi malam hari.

Jumlah dan jenis gempa yang terekam selama Januari hingga 29 April 2021, terdiri dari 30 kali gempa Tornillo, 147 kali gempa Tektonik Lokal, 2 kali gempa Terasa, 31 kali gempa Tektonik Jauh, dan 48 kali gempa Vulkanik Dalam.

Pada 29 April 2021, terekam 1 kali gempa letusan pada pukul 18.25 WIB dengan amplitudo maksimum 42,7 mm dan lama gempa 108,15 detik.

Erupsi yang terjadi bersifat freatik, tidak didahului oleh kenaikkan gempa-gempa vulkanik yang signifikan. Hal itu menandakan tidak adanya suplai magma ke permukaan.

Erupsi yang terjadi pada 29 April 2021, lebih diakibatkan oleh over pressure dan aktivitas permukaan.

Halaman:

Editor: Dedy Sudianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x