PBBTKG: Gunung Merapi Masih Berstatus Siaga

- 10 April 2021, 10:23 WIB
Gunung Merapi. / Facebook / Info pbbtkg
Gunung Merapi. / Facebook / Info pbbtkg /

LENSA BANYUMAS - Selama kurun waktu dari 2 sampai 8 April 2021, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat awan panas guguran terjadi sebanyak 13 kali dengan jarak luncur sejauh 1.500 meter ke arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 59 milimeter dan durasi 141 detik.

Menurut Kepala BPPTKG Hanik Humaida, terjadi hujan abu tipis di Ngipiksari, Klangon, dan Deles pada tanggal 3 April 2021.

Guguran lava teramati sebanyak 119 kali dengan jarak luncur maksimal 1.100 meter ke arah barat daya dan 3 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 300 m.

Baca Juga: Gunung Merapi Keluarkan 16 Kali Guguran Lava

"Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor barat daya tanggal 7 April terhadap tanggal 1 April 2021 menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan pertumbuhan kubah,"kata Hanik Humaida seperti dikutip Lensa Banyumas-PIKIRAN RAKYAT.com dari akun facebook.info pbbtkg.
 
Dia menyebtukan, volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 1.098.000 m3 dengan laju pertumbuhan 12.800 m3/hari.
 
Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 8 April terhadap tanggal 1 April 2021 menunjukkan ketinggian kubah tengah yaitu sebesar 75 meter.
 
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu," jelasnya.
 
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS, kata Hanik, pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.
 
"Tidak terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," lanjut Hanik.
 
Dari jhasil pemantauan selama tujuh hari itu, kata Hanik,  dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Dan status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.
 
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan–Barat Daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal lima kilometer dan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh tiga kilometer," ucapnya.
 
Sedangkan lontaran material vulkanik, tambah Hanik, bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
 
Untuk itu, Hanik menghimbau kepada pemkab Sleman, pemkab Magelang, pemkab Boyolali dan pemkab Klaten untuk melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.
 
"Masyarakat dihimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," tuturnya.
 
Selain itu, masyarakat diminta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
 
Termasuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
 
"Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak Gunung Merapi," kata Hanik.
 
Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
 
Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi, masyarakat bisa mengakses melalui Pos Pengamatan Merapi terdekat, radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, website merapi.bgl.esdm.go.id, dan media sosial PBBTKG.***
 

Editor: Rama Prasetyo Winoto

Sumber: BPPTKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

x