Permasalahan lainnya krisis air bersih karena wilayah mereka yang dikepung Segara Anakan.
Untuk mendapatkan air bersih warga Dusun Bondan harus menempuh jarak sejauh 7 km ke sumber mata air di Pulau Nusakambangan.
Itu pun mereka harus mengeluarkan biaya tidak kurang dari Rp 200 ribu.
“Selain itu warga di dusun ini juga rentan ancaman banjir rob, karena wilayahnya yang terbentuk dari sedimentasi dikelilingi perairan Segara Anakan yang selalu pasang surut,” ungkapnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Pertamina RU Cilacap bersama Politeknik Negeri Cilacap dan masyarakat setempat berinisiatif membangun PLTH dari panel surya dan kincir angin berkapasitas 16.200 watt peak (wp).
“Teknologi ini untuk memenuhi kebutuhan listrik di 40 rumah. Sedangkan untuk kebutuhan air bersih dilakukan rekayasa teknologi desalinasi air payau menjadi air tawar berkapasitas 240 liter per jam,” kata Edward.
Kata Edward, penghargaan ini kembali menjadi bukti kesungguhan Pertamina RU Cilacap mendorong pengelolaan EBT dalam perilaku kehidupan masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Kami turut bahagia, kehadiran Pertamina mampu berkontribusi pada penyelesaian masalah warga dengan mengoptimalkan potensi lokal, dalam hal ini tenaga angin dan surya,” pungkasnya.
Sementara penganugerahan penghargaan Desa Mandiri Energi yang digagas oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah tersebut, dilakukan bersamaan dengan upacara peringatan Hari Jadi ke-71 Provinsi Jawa Tengah secara virtual, Minggu 15 Agustus 2021.***